Widget-Animasi

Sabtu, 23 Februari 2013

Laporan lengkap Pupuk dan Pemupukan



I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Penggunaan pupuk di dunia terus meningkat sesuai dengan pertambahan luas areal pertanian, pertambahan penduduk, kenaikan tingkat intensifikasi serta makin beragamnya penggu­naan pupuk sebagai usaha peningkatan hasil pertanian. Para ahli lingkungan hidup khawatir dengan pemakaian pupuk mineral yang berasal dari pabrik ini akan menambah tingkat polusi tanah yang akhirnya berpengaruh juga terhadap kesehatan manusia.
Pupuk merupakan salah satu faktor produksi utama selain lahan, tenaga kerja dan modal. Pemumupukan memegang peranan penting dalam upaya meningkatkan hasil pertanian. Anjuran pemupukan terus ditingkatkan melalui program pemupukan berimbang, namun sejak sekitar tahun 1986 terjadi gejala pelandaian produktivitas ( leveling off ), suatu petunjuk terjadi penurunan efesiensi pemupukan karena berbagai faktor tanah dan lingkungan yang harus dicermati.
Takaran pupuk yang digunakan untuk memupuk satu jenis tanaman akan berbeda untuk masing-masing jenis tanah, hal ini dapat dipahami karena setiap jenis tanah, memiliki karakteristik dan susunan kimia tanah yang berbeda. Beberapa hal penting yang perlu dicermati untuk mendapatkan efesiensi dalam pemupukan antara lain : jenis pupuk yang digunakan, sifat dari pupuk tersebut, waktu pemupukan dan syarat pemberian pupuk serta cara atau metode pemupukan. Dengan tingginya hasil tanaman yang dipanen, berarti jumlah unsure hara yang diambil oleh tanaman dari dalam tanah akan banyak pula karena pengambilan unsur hara dari dalam tanah berlangsung secara pararel terhadap pembentukan bahan kering atau produksi tanaman. Sehingga untuk tahun-tahun pertanaman berikutnya unsure hara yang berada didalam tanah lambat laun akan terus berkurang.
1.2  . Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dari praktikum pupuk dan pemupukan untuk mengetahui pengertian
pupuk, jenis-jenis pupuk organik dan anorganik di dalam tanah.
Kegunaan dari praktikum pupuk dan pemupukan adalah bagaimana cara
pembuatan pupuk anorganik.










II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Pengertian Pupuk
 Pupuk adalah zat yang ditambahkan pada tumbuhan agar berkembang dengan baik. Pupuk dapat dibuat dari bahan organik ataupun non-organik. Dalam pemberian pupuk perlu diperhatikan kebutuhan tumbuhan tersebut, agar tumbuhan tidak mendapat terlalu banyak zat makanan. Terlalu sedikit atau terlalu banyak zat makanan dapat berbahaya bagi tumbuhan. Pupuk dapat diberikan lewat tanah ataupun disemprotkan ke daun.
2.2. Jenis-jenis Pupuk
2.2.1. Pupuk Kimia
Seperti namanya pupuk kimia adalah pupuk yang dibuat secara kimia atau juga sering disebut dengan pupuk buatan. Pupuk kimia bisa dibedakan menjadi pupuk kimia tunggal dan pupuk kimia majemuk. Pupuk kimia tunggal hanya memiliki satu macam hara, sedangkan pupuk kimia majemuk memiliki kandungan hara lengkap. Pupuk kimia yang sering digunakan antara lain Urea dan ZA untuk hara N; pupuk TSP, DSP, dan SP-26 untuk hara P, Kcl atau MOP untuk hara K. Sedangkan pupuk majemuk biasanya dibuat dengan mencampurkan pupuk-pupuk tunggal. Komposisi haranya bermacam-macam, tergantung produsen dan komoditasnya.




2.2.3. Pupuk Organik
Pupuk organik merupakan hasil penguraian bahan organik oleh jasad renik atau mikroorganisme yang berupa zat-zat makanan yang dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk organik seperti namanya pupuk yang dibuat dari bahan-bahan organik atau alami. Bahan-bahan yang termasuk pupuk organik antara lain adalah pupuk kandang, kompos, kascing, gambut, rumput laut dan guano. Berdasarkan bentuknya pupuk organik dapat dikelompokkan menjadi pupuk organik padat dan pupuk organik cair. Beberapa orang juga mengkelompokkan pupuk-pupuk yang ditambang seperti dolomit, fosfat alam, kiserit, dan juga abu (yang kaya K) ke dalam golongan pupuk organik. Beberapa pupuk organik yang diolah dipabrik misalnya adalah tepung darah, tepung tulang, dan tepung ikan. Pupuk organik cair antara lain adalah compost tea, ekstrak tumbuh-tumbuhan, cairan fermentasi limbah cair peternakan, fermentasi tumbuhan-tumbuhan, dan lain-lain.
2.2.3. Pupuk Hayati
Nama keren pupuk hayati adalah biofertilizer. Ada yang juga menyebutnya pupuk bio. Apapun namanya pupuk hayati bisa diartikan sebagai pupuk yang hidup. Sebenarnya nama pupuk kurang cocok, karena pupuk hayati tidak mengandung hara. Pupuk hayati tidak mengandung N, P, dan K. Kandungan pupuk hayati adalah mikrooganisme yang memiliki peranan positif bagi tanaman. Kelompok mikroba yang sering digunakan adalah mikroba-mikroba yang menambat N dari udara, mikroba yang malarutkan hara (terutama P dan K), mikroba-mikroba yang merangsang pertumbuhan tanaman.
Kelompok mikroba penambat N sudah dikenal dan digunakan sejak lama. Mikroba penambat N ada yang bersimbiosis dengan tanaman dan ada juga yang bebas (tidak bersimbiosis). Contoh mikroba yang bersimbiosis dengan tanaman antara lain adalah Rhizobium sp Sedangkan contoh mikroba penambat N yang tidak bersimbiosis adalah Azosprillium sp dan Azotobacter sp.


















 III. METODOLOGI PERCOBAAN

3.1. Tempat dan Waktu Pengamatan
Praktikum Pemgenalan dab Penentuan dosis pupuk dilaksanakan pada hari Jumat, 7 Desember 2012, pukul 10.00 – 12.00 WITA, di Laboratorium Fisika Tanah, Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar.
3.2 Sumber Hara Pupuk
Demikian juga halnya dengan pemberian pupuk urea ke dalam tanah sebagai sumber hara N dapat merubah kadar hara dalam tanah. Hardjowigeno (1987) menyebutkan bahwawalaupun bahan organik dalam tanah jumlahnya tidak besar, hanya sekitar 3 - 5 % tetapi pengaruhnya terhadap perubahan sifat-sifat tanah besar sekali.Kadar C-organik tanah sebelum percobaan rendah yaitu 1,26 %, tapi setelahdiberi pupuk organik kadar C-organik tanah berubah, rata-rata lebih rendah biladibandingkan dengan kadar C-organik tanah awal. Penurunan kadar C-organik tanah initergantung dari jenis pupuk organik yang digunakan.
3.3 Pemanfaatan Pupuk
Pemberian pupuk kandang sapi memberikan rata-rata kadar C-organik tanah yanglebih tinggi bila dibandingkan dengan jenis pupuk organik yang lainnya. Hal inidisebabkan karena pupuk kandang sapi merupakan pupuk dinginyang artinya perombakan oleh mikroorganisme tanah terjadi secara perlahan-lahan, kurang terbentuk  panas sehingga hara yang terlepaskan secara berangsur-angsur. Selain itu, pupuk kandang sapi kadar C-organik awalnya lebih tinggi dari yang lain, banyak mengandungair, lendir dan bila kena udara menjadi padat/kerak sehingga udara dan air selanjutnyasukar masuk ke dalamnya, sehingga dengan demikian karena sulit termineralisasimenyebabkan kadar C-organik tanah lebih tinggi bila dibandingkan dengan jenis pupuk organik yang lainnya.Kadar N-total tanah setelah panen terendah terlihat pada perlakuan tanpa pupuk organic yaitu 0,21 %, dan tertinggi pada perlakuan yaitu 0,41 %, berbeda nyata bila dibandingkan denganjenis pupuk organik yang lain Sedangkan pada perlakuandosis urea kadar N-total tanah terrendah terlihat pada perlakuan tanpa pupuk urea (n0)yaitu 0,24 %, dan tertinggi terlihat pada perlakuan n3 yaitu 0,40 %, berbeda nyata biladibandingkan dengan dosis pupuk urea lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian pupuk organik ke dalam tanah dapat meningkatkan kadar N-total di dalam tanah. 



















IV. JENIS-JENIS PUPUK
3.2.1. Pupuk Hijau
Pupuk hijau adalah pupuk yang terdiri dari daun-daunan yang mudah membusuk dalam tanah. Daun-daunan dapat langsung dimasukkan ke dalam tanah sebagai pupuk hijau. Unsur hara yang terdapat pupuk hijau misalnya: N, P, K, dan unsur lainnya. Contoh pupuk hijau yang mudah didapat adalah sisa hasil pertanian. Sisahasilpertanian banyak mengandung unsur-unsur yang dibutuhkan tanaman. Pengembalian sisa tanaman diperlukan untuk mengembalikan unsur-unsur yang diambil tanaman unutk pertumbuhannya kembali lagi ke lahan pertanian. Upaya ini untuk menjaga kesuburan tanah. Pengembalian sisa tanaman perlu memperhatikan agar proses peruraian bahan organik tidak mengganggu tanaman musim tanam berikutnya. Penanaman tanaman sebaiknya menunggu proses peruraian sempurna. Pada saat proses peruraian bahan organik jika terdapat tanaman bisa menyebabkan tanaman sakit. Perlu diperhatikan agar proses peruraian bahan organik tidak mengganggu kesehatan tanaman. Proses peruraian bahan organik tergantung jenis bahan/sisa tanaman.
Beberapa contoh pupuk hijau, antara lain:
a.   Crotalaria juncea. Dulu jenis legum ini diharuskan ditanam pada perkebunan tembakau Vorstenland pergiliran tanaman. Memasukkan tanaman legum ini jelas akan berpengaruh baik terhadap sifat-sifat tanah baik tanaman tembakau itu sendiri maupun tanaman sesudahnya. Produksi 150-250 kw/ hektar. Kandungan N 2.84% dari bahan kering. Kadar bahan kering 16.0% dari bahan basah.
b.   Crotalaria anagyroides. Produksi hijauan daun dan tangkai 284 kw/ hektar. Kadar N= 2.31% dari bahan kering, kadar bahan kering sekitar 13.24%;  umur tanaman 6-10 bulan.
c.   Crotalaria usaramensis. Produksi hijauan tergolong tinggi sekitar 350 kw/ hektar; umur tanaman 4-5 bulan.
3.2.2. Pupuk Kompos
Kompos adalah peruraian bahan organik oleh jasad renik (mikrobia). Pemberian kompos tidak hanya memperkaya unsur hara bagi tanamn, namun juga berperanan dalam memperbaiki struktur tanah, tata udara dan air dalam tanah, mengikat unsur hara dan memberikan makanan bagi jasad renik yang ada dalam tanah sehingga meningkatkan peran mikrobia dalam menjaga kesuburan tanah. Pembuatan kompos juga relatif mudah.
3.2.3. Pupuk Kandang
Pupuk kandang merupakan pupuk yang penting di Indonesia. Selain jumlah ternak lebih tinggi sehingga volume bahan ini besar, secara kualitatif relatif lebih kaya hara dan mikrobia dibandingkan limbah perta­nian. Yang yang dimaksud pupuk kandang ialah campuran kotor­an hewan/ ternak dan urine. Hindarkan pemakaian pupuk kandang yang masih baru, sebab pupuk kandang yang masih baru belum masak benar, dan suhunya masih tinggi.
Pupuk kandang dibagi menjadi dua macam: a) pupuk padat dan b) pupuk cair. Susunan hara pupuk kandang sangat bervariasi tergantung macamnya  dan jenis hewan ternaknya. Nilai pupuk kandang dipengaruhi oleh: 1) makanan hewan yang bersangkutan, 2) fungsi hewan tersebut sebagai pembantu pekerjaan atau dibutuhkan da­gingnya saja,  3) jenis atau macam hewan, dan 4) jumlah dan jenis bahan yang digunakan sebagai alas kandang.
3.2.4. Pupuk Cair
Banyaknya kandungan unsur hara yang ada di dalam lahan pertanian yang ada di lahan saudara dapat dilihat secara sederhana dari  penampakan warna tanaman di lahan saudara. Misalnya ada tanaman yang kelihatan hijau sementara yang lainnya terlihat kekuningan. Tanaman hijau menggambarkan bahwa tanah tersebut mempunyai cukup unsur hara. Sedangkan tanaman yang berwarna kuning biasanya menunjukkan bahwa tanah tersebut tidak cukup mempunyai unsur hara.
Untuk memudahkan unsur hara dapat diserap tanah dan tanaman bahan organik dapat dibuat menjadi pupuk cair terlebih dahulu. Pupuk cair menyediakan nitrogen dan unsur mineral lainnya yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman, seperti halnya pupuk nitrogen kimia. Kehidupan binatang di dalam tanah juga terpacu dengan penggunaan pupuk cair. Pupuk cair tersebut dapat dibuat dari kotoran hewan yang masih baru. Kotoran hewan yang dapat digunakan misalnya kotoran kambing, domba, kelinci atau ternak lainnya.

3.2.5. Pupuk Daun
Pupuk daun akan menjadikan tanaman lebih baik dan sehat. Pemberian pupuk daun diberikan melalui pencampuran pupuk dengan tanah agar diserap melalui akar.
Banyak petani menanam tanaman yang lebih sehat dengan pemakaian pupuk. Pupuk memberi makan pada tanaman dalam bentuk hara untuk membuat tanaman lebih kuat. Biasanya pupuk dicampur dengan tanah dan di serap tanaman melalui perakaran. Pupuk daun masuk ke dalam tanaman melalui lubang-lubang kecil pada daun yang disebut mulut daun (stomata). Lubang-lubang ini membuka dan menutup dan begitu kecil, sehingga kita tidak dapat melihatnya Pupuk daun biasanya dibuat dari bahan yang mengandung hara yang diperlukan tanaman seperti besi, belerang, nitrogen dan kalium. Pemberian hara tambahan ini pada tanaman akan membantunya tumbuh lebih kuat dan lebih sehat.

3.3. Pengertian Pupuk Anorganik
Pupuk anorganik adalah pupuk yang terbuat dengan proses fisika, kimia, atau biologis. pada umumnya pupuk anorganik dibuat oleh pabrik. Bahan bahan dalam pembuatan pupuk anorgank berbeda beda, tergantung kandungan yang diinginkan. Misalnya unsur hara fosfor terbuat dari batu fosfor, unsure hara nitrogen terbuat dari urea. Pupuk anorganik sebagian besar bersifat hidroskopis. Hidroskopis adalah kemampuan menyerap air diudara, sehingga semakin tinggi higroskopis semakin cepat  pupuk mencair.

3.4. Jenis-jenis Pupuk Organik
3.4.1. Pupuk Urea
[(CO (NH2)2] Urea merupakan pupuk buatan hasil persenyawaan NH4 (ammonia) dengan CO2. Bahan dasarnya biasanya berupa gas alam dan merupakan ikatan hasil tambang minyak bumi. Kandungan N total berkisar antara 45-46 %. Dalam proses pembuatan Urea sering terbentuk senyawa biuret yang merupakan racun bagi tanaman kalau terdapat dalam jumlah yang banyak. Agar tidak mengganggu kadar biuret dalam Urea harus kurang 1,5-2,0 %. Kandungan N yang tinggi pada Urea sangat dibutuhkan pada pertumbuhan awal tanaman (Anonim, 2012).
3.4.2. Pupuk ZA
Pupuk ZA adalah pupuk kimia buatan yang dirancang untuk memberi tambahan hara nitrogen dan belerang bagi tanaman. Nama ZA adalah singkatan dari istilah bahasa Belanda, zwavelzure ammoniak, yang berarti amonium sulfat (NH4SO4) (Anonim, 2012).
Pupuk ZA mengandung belerang 24 % dan nitrogen 21 %. Kandungan nitrogennya hanya separuh dari urea, sehingga biasanya pemberiannya dimaksudkan sebagai sumber pemasok hara belerang pada tanah-tanah yang miskin unsur ini. Namun demikian, pupuk ini menjadi pengganti wajib urea sebagai pemasok nitrogen bagi pertanaman tebu karena tebu akan mengalami keracunan bila diberi pupuk urea (Anonim, 2012).
3.4.3. Pupuk SP 36 (Superphospat 36)
SP 36 merupakan pupuk fosfat yang berasal dari batuan fosfat yang ditambang. Kandungan unsur haranya dalam bentuk P2O5 SP 36 adalah 46 % yang lebih rendah dari TSP yaitu 36 %. Dalam air jika ditambahkan dengan ammonium sulfat akan menaikkan serapan fosfat oleh tanaman. Namun kekurangannya dapat mengakibatkan pertumbuhan tanaman menjadi kerdil, lamban pemasakan dan produksi tanaman rendah. (Hakim, dkk, 1986).

3.4.4. Pupuk KCl (Kalium Klorida)
Pembuatan pupuk KCl melalui proses ekstraksi bahan baku (deposit K) yang kemudian diteruskan dengan pemisahan bahan melalui penyulingan untuk menghasilkan pupuk KCl. Kalium klorida (KCl) merupakan salah satu jenis pupuk kalium yang juga termasuk pupuk tunggal. Kalium satu-satunya kation monovalen yang esensial bagi tanaman. Peran utama kalium ialah sebagai aktivator berbagai enzim (Anonim2, 2012).
Kandungan utama dari endapan tambang kalsium adalah KCl dan sedikit K2SO4. Hal ini disebabkan karena umumnya tercampur dengan bahan lain seperti kotoran, pupuk ini harus dimurnikan terlebih dahulu. Hasil pemurniannya mengandung K2O sampai 60 %. Pupuk Kalium (KCl) berfungsi mengurangi efek negative dari pupuk N, memperkuat batang tanaman, serta meningkatkan pembentukan hijau dan dan dan karbohidrat pada buah dan ketahanan tanaman terhadap penyakit (Anonim2, 2012).
Kekurangan hara kalium menyebabkan tanaman kerdil, lemah (tidak tegak, proses pengangkutan hara pernafasan dan fotosintesis terganggu yang pada akhirnya mengurangi produksi. Kelebihan kalium dapat menyebabkan daun cepat menua  sebagai  akibat  kadar  Magnesium  daun  dapat  menurun. Kadang-kadang menjadi  tingkat  terendah  sehingga  aktivitas  fotosintesa  terganggu         (Anonim, 2012).



3.5. Kelebihan dan Kekurangan Pupuk Organik dan Anorganik
3.5.1  Kelebihan pupuk organik
Memperbaiki struktur tanah
      Menaikkan daya serap tanh terhadap air
Sebagai sumber makanan bagi tanaman
3.5.2  Kekurangan pupuk organik
Kadar mineral kecil atau rendah
Sulit dalam pengangkutan
Lama dalam proses penyerapan tumbuhan
3.5.3. Kelebihan pupuk anorganik
Tersedia dalam jumlah cukup
Mudah diangkut
Kebutuhan akan hara dapat terpenuhi dengan perbandingan tepat
Hasil cepat terlihat pada tanaman
Mudah pengaplikasian
Tidak bau
      Pengangkutan mudah
3.5.4. Kekurangan pupuk anorganik
Sedikit mengandung unsur hara mikro
Jika terus digunakan maka terus menerus akan merusak tanah
Jika pemakaiannya banyak, tanaman bisa keracunan
Mengakibatkan residu pada tanah
Penggunaan tidak bijaksana dapat merusak tanah
Harga mahal
Bersifat higroskopis
    1. Keunggulan dan Kekurangan Pupuk Organik
Pupuk organik mempunyai sangat banyak kelebihan namun juga memiliki kekurangan bila dibandingkan dengan pupuk buatan atau kimi (anorganik).
3.4.1 Keunggulan Pupuk Organik
a.  Bahan organik dalam proses mineralisasi akan melepas­kan hara tanaman dengan  lengkap (N, P, K, Ca, Mg, S, serta hara mikro) dalam jumlah tidak tentu dan relatif kecil.
b.  Dapat memperbaiki struktur tanah, menyebabkan tanah menjadi ringan untuk diolah dan mudah ditembus akar.
c.  Tanah lebih mudah diolah untuk tanah-tanah berat.
d.  Meningkatkan daya menahan air (water holding capaci­ty). Sehingga kamampuan tanah untuk menyediakan air menjadi lebih banyak. Kelengasan air tanah lebih terjaga.
e.  Permeabilitas tanah menjadi lebih baik. Menurunkan permeabilitas pada tanah bertekstur kasar (pasiran), sebaliknya meningkatkan permeabilitas pada tanah bertekstur sangat lembut (lempungan).
f.   Meningkatkan KPK (Kapasitas Pertukaran Kation ) se­hingga kemampuan mengikat kation menjadi lebih tinggi, aki­batnya apabila dipupuk dengan dosis tinggi hara tanaman tidak mudah tercuci. 
g.  Memperbaiki kehidupan biologi tanah (baik hewan ting­kat tinggi maupun tingkat rendah ) menjadi lebih baik karena ketersediaan makan lebih terjamin.
h.  Dapat meningkatkan daya sangga (buffering capasity) terhadap goncangan perubahan drastis sifat tanah.
i.    Mengandung mikrobia dalam jumlah cukup yang berperanan dalam proses dekomposisi bahan organik.
3.4.2 Kekurangan Pupuk Organik
a. Bahan organik yang mempunyai C/N masih tinggi berarti masih mentah. Kompos yang belum matang (C/N tinggi) dianggap merugikan, karena bila diberikan langsung ke dalam tanah maka bahan organik diserang oleh mikrobia (bakteri maupun fungi) untuk memperoleh enersi. Sehingga populasi mikrobia yang tinggi memerlukan juga hara tanaman untuk tumbuhan dan kembang biak. Hara yang seharusnya digunakan oleh tanaman berubah digunakan oleh mikrobia. Dengan kata lain mikrobia bersaing dengan tanaman untuk memperebutkan hara yang ada.  Hara menjadi  tidak tersedia (unavailable) karena berubah dari senyawa anorganik menjadi senyawa organik jaringan mikrobia, hal ini disebut immobilisasi hara. Terjadinya immobilisasi hara tanaman bahkan sering menimbulkan adanya gejala defisiensi.  Makin banyak bahan organik mentah diberikan ke dalam tanah makin tinggi populasi yang menyerangnya, makin banyak hara yang mengalami immobilisasi. Walaupun demikian nantinya bila mikrobia mati akan mengalami dekomposisi hara yang immobil tersebut berubah menjadi tersedia lagi. Jadi immobilasasi merupakan pengikatan hara tersedia menjadi tidak tersedia dalam jangka waktu relatif tidak terlalu lama  
b. Bahan organik yang berasal dari sampah kota atau limbah industri sering mengandung mikrobia patogen  dan logam berat yang berpengaruh buruk bagi tanaman, hewan dan manusia.
    1. Persyaratan Teknis Pupuk
Ciri-ciri Pupuk Organik Yang Baik:
Warna coklat kehitaman
Suhu awal relatif sama dengan akhir dari pengomposan
Volume minimal menyusut 20
Berbau harum dan tidak menyengat
Analisis C/N rationya kurang 30.
Persyaratan teknis pupuk seperti tercantum dalam Peraturan Menteri Pertanian Nomor 02/Pert/HK.060/2/2006 tentang Pupuk Organik dan Pembenah Tanah menyangkut tiga komponen persyaratan. Tiga komponen tersebut seperti yang akan diuraikan lebih lanjut.













IV. KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan
Cara sederhana menguji pupuk kimia, pupuk organik, dan pupuk hayati. (A) kontrol, tanpa pemupukan sama sekali. Tanaman terlihat sangat merana. (B) Diberi pupuk kimia, tanaman tetap merana meskipun tumbuh lebih baik. (C) Diberi kompos/pupuk organik. Hasilnya jauh lebih baik. (D) Diberi pupuk organik/kompos dan biofertilizer. Tumbuhnya paling baik.
Pupuk adalah zat yang ditambahkan pada tumbuhan agar berkembang dengan baik. Pupuk dapat dibuat dari bahan organik ataupun non-organik. Dalam pemberian pupuk perlu diperhatikan kebutuhan tumbuhan tersebut, agar tumbuhan tidak mendapat terlalu banyak zat makanan. Terlalu sedikit atau terlalu banyak zat makanan dapat berbahaya bagi tumbuhan. Pupuk dapat diberikan lewat tanah ataupun disemprotkan ke daun.
Meski memiliki kelemahan pupuk organik mempunyai banyak kelebihan dan keuntungan. Penggunaan pupuk organik membuat tanah menjadi gembur sehingga mudah terjadi sirkulasi udara dan mudah ditembus perakaran tanaman. Untuk tanah yang bertekstur pasiran bahan organik akan meningkatkan pengikatan antar partikel tanah dan meningkatkan kemampuan mengikat air.

4.2. Saran
Gunakanlah pupuk organik dan hindari penggunaan pupuk kimia. Walaupun pupuk kimia lebih banyak mengandung unsur hara dibandingkan dengan pupuk organik, tetapi pupuk organik lebih baik dari pupuk kimia.





                                 






DAFTAR PUSTAKA
Setyaningtyas,N.2008.Makalah Kimia Umum Pupuk Organik. dari : http ://dc153.
4shared.com/doc/x_ZNo2nI/preview.html diakses tanggal 10des 2012 pukul 09.00
jenis pupuk dan fungsi pupuk organik dan anorganik http://ekaboymaster.blogspot.com/2012/02/jenis-pupuk-dan-fungsi-pupuk-organik.html
anonim .2011. kandungan unsur hara pada pupuk dan manfaatnya bagi tanaman. http://distan.riau.go.id/index.php/component/content/article/53-pupuk/141-unsur-hara-pupuk
anonim.2011.pupuk anorganik http://ulinq.blogspot.com/2011/11/v-behaviorurldefaultvmlo.html



1 komentar: