I. PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
Tanah merupakan bahan alam yang memiliki wujud tersendiri.
Dalam kehidupan sehari-hari tanah sangat dibutuhkan. Selain sebagai tempat
berpijak, tanah merupakan media tanam bagi tumbuhan. Analisis tanah dapat
berupa pengukuran kimiawi, fisika, dan biologi yang bertujuan untuk memahami
sifat tanah dan kesesuaiannya untuk pertumbuhan tanaman.
Tanah sebagai
sumber daya tentunya memiliki keterbatasan. Memang pada awalnya suatu
tanah yang subur dengan sedikit penambahan pupuk produksinya akan meningkat.
Semakin lama kita tambahkan pupuk maka semakin meningkat pula tambahan
produksinya.
Penurunan ini bisa
disebabkan oleh kualitas tanah yang semakin menurun akibat penggunaan pupuk
yang berlebihan. Akibatnya tanah yang tadinya subur, kaya akan bahan organik,
serta seimbang dalam kandungan unsur utama baik makro maupun mikronya berubah
menjadi rusak baik secara struktur, tektur maupun kimianya. Keadaan itu tidak berlangsung lama karena pada suatu saat tanah akan
mencapai kondisi maksimal yang selanjutnya bila sudah mencapai kondisi
tersebut penambahan unsur-unsur peningkat produktivitas tanah
akan mengalami penurunan. Penurunan ini juga bisa disebabkan oleh
kualitas tanah yang semakin menurun akibat penggunaan pupuk yang berlebihan.
Berdasarkan uraian di atas maka
perlu dilakukan percobaan mengenai porosisitas.
1. 2 Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dilaksanakannya praktikum mengenai porositas ini
adalah untuk mengetahui kadar ruang atau pori dalam tanah
serta faktor‑faktor
yang mempengaruhinya.
Kegunaan praktikum ini adalah
sebagai bahan informasi kepada pembaca khusunya mahasiswa untuk
mengetahui tinggi atau rendahnya porositas tanah sebagai bahan acuan atau
penyeleksian tanaman yanag sesuai dengan tanah tersebut.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
2.
1 Porositas Tanah
Porositas adalah
total pori dalam tanah yaitu ruang dalam tanah yang ditempati oleh air dan
udara. Pada keadaan basah seluruh pori baik makro, meso, maupun mikro terisi
oleh air, pada keadaan kering poro makro dan sebagian pori meso terisi oleh
udara. (Foth, 1982).
Pori-pori tanah dapat dibagi menjadi dua macam yaitu pori-pori besar yang merupakan
pori yang berisi udara dan air gravitasi. Pori ini tidak menahan air dengan gaya kapiler
sehingga sering disebut sebagai pori aerase atau pori non kapiler. Jenis pori yang
kedua yaitu pori halus yang merupakan pori yang berisi udara dan air kapiler sehingga disebut juga pori
kapiler. Pori mampu menahan air dalam tanah. Tanah yang baik adalah yang seimbang antara pori aerasi dan
pori kapilernya
(Hardjowigeno, S. 1992).
Tinggi rendahnya porositas suatu
tanah ini sangat berguna dalam menentukan tanaman yang cocok untuk tanah
tersebut.Bila suatu tanah dengan porositas rendah dalam artian sulit menyerap
air, maka bila kita menanam tanaman yang tidak rakus air, akan sangat menghambat
bahkan merusak. Dalam keadaan air yang lama terserap (hingga tergenang)
sementara tanaman yang di tanam tidak membutuhkan banyak air justru akan
menjadikan kondisi lingkungan mikro di sekitar tanaman menjadi lembab akibatnya
akan mempengaruhi perkembangan penyakit tanaman. Selain itu, tanaman akan mudah
rusak bila tergenang air terlalu lama, karena tanaman tersebut dalam kondisi
tercekam kelebihan air yang dapat menyebabkan pembusukan akar tanaman.
Tanah
dengan struktur lemah atau kersai pada umumnya mempunyai porositas yang
terbesar. Pengolahan tanah untuk sementara waktu dapat memperbesar porositas,
namun dalam jangka waktu yang lama akan menyebabkan turunnya porositas. Oleh
karena itu, untuk memperbesar porositas tanah tindakan yang perlu dilakukan
dengan penambahan bahan organik atau melakukan pengolahan tanah secara minimum.
Pengolahan tanah akan menyebabkan rusaknya struktur tanah. Nilai porositas
dapat diperoleh jika diketahui nilai bulk density dan partikel densitynya.
(Hardjowigeno, 2003).
Tanah dengan struktur lemah atau
kersai pada umumnya mempunyai porositas yang terbesar. Pengolahan tanah untuk
sementara waktu dapat memperbesar porositas, namun dalam jangka waktu yang lama
akan menyebabkan turunnya porositas. Oleh karena itu, untuk memperbesar
porositas tanah tindakan yang perlu dilakukan dengan penambahan bahan organik
atau melakukan pengolahan tanah secara minimum. Pengolahan tanah akan
menyebabkan rusaknya struktur tanah. Nilai porositas dapat diperoleh jika
diketahui nilai bulk density dan partikel densitynya. (Hardjowigeno, 2003).
2. 2 Faktor–Faktor yang
Mempengaruhi Porositas Tanah
Adapun hal–hal yang mempengaruhi porositas adalah iklim,
kelembaban dan struktur tanah. Iklim, suhu, kelembaban, sifat mengembang
dan mengerut sangat mempengaruhi porositas. Misalnya saja wilayah yang
beriklim hujan tropis maka tingkat curah hujan pada tanah tersebut akan tinggi
pada saat tanah tersebut basah maka tanah tersebut akan mengalami pengembangan dan
pori tanah pada saat tersebut akan banyak terisi oleh air juga akan
mempengaruhi kelembaban tanah tersebut yang nantinya akan berpengaruh pada
porositasnya. Sebaliknya pada musim kemarau atau kering tanah akan mengerut dan
pori tanah akan semakin besar tetapi kebanyakan akan diisi oleh udara, sehingga
nantinya akan berpengaruh terhadap porositas tanah tersebut. Selain itu,
struktur tanah juga akan sangat berpengaruh, karena sangat bergantung pada
kadar liat , pasir, dan debu yang dikandung tanah tresebut apabila struktur
tanah dirusak maka porositas tanah tersebut akan berubah (Pairunan, 1997).
Porositas suatu
lapisan tanah juga dipengaruhi oleh ada tidaknya perkembangan struktur
granular pada tiap lapisan horizon tanah yang akan memberikan hasil porositas
total yang tinggi dan dapat meningkatkan jumlah pori mikro dan pori makro suatu
lapisan tanah. Sehingga, pada suatu lapisan tanah dengan struktur remah atau
kersai sangat berpengaruh dalam penentuan porositas karena dengan struktur
tanah tersebut umumnya mempunyai porositas yang besar (Hakim, dkk. 1986).
Porositas tanah
adalah kemampuan tanah dalam menyerap air. Porositas tanah erat kaitanya
dengan tingkat kepadatan tanah (Bulk Density). Semakin padat tanah berarti semakin
sulit untuk menyerap air, maka porositas tanah semakin kecil. Sebaliknya semakin
mudah tanah menyerap air maka tanah tersebut memiliki porositas yang
besar. Tinggi rendahnya porositas suatu tanah ini sangat berguna dalam
menentukan tanaman yang cocok untuk tanah tersebut.Bila suatu tanah
dengan porositas rendah dalam artian sulit menyerap air,
maka bila kita menanam tanaman yang tidak rakus air, akan sangat
menghambat bahkan merusak. Dalam keadaan air yang lama terserap (hingga tergenang)
sementara tanaman yang ditanam tidak membutuhkan banyak air justru akan
menjadikan kondisi lingkungan mikro di sekitar tanaman menjadi lembab akibatnya akan
mempengaruhi perkembangan penyakit tanaman. Selain itu, tanaman akan mudah
rusak bila tergenang air terlalu lama, karena tanaman tersebut dalam kondisi tercekam
kelebihan air yang dapat menyebabkan pembusukan akar tanaman. (Hakim,1986).
Jadi Porositas tiap jenis tanah
adalah konstan dan tidak bervariasi dengan jumlah ruang dan antara
partikel-partikel. Untuk kebanyakan tanah-tanah mineral rata-rata kerapatan
zahranya adalah 2,6 gr/cm3.Perbedaan kerapatan dengan zahra
diantara jenis-jenis tanah tidak begitu besar, kecuali terdapat variasi di
dalam kandungan bahan organik dan komposisi mineral tanah (Sarwono, 2003)
Salah satu
pentingnya dilakukan pengolahan tanah adalah untuk memperbesar porositas tanah.
Selain pengolahan tanah, adapun cara lain yang dilakukan untuk memperbesar
porositas tanah yaitu dengan penambahan bahan organik dan pengolahan tanah
secara minimum. Karena tanah pertanian dengan pengolahan yang intensif
cenderung mempunyai ruang pori rendah, apabila terjadi penanaman secara
terus-menerus tanpa adanya pengolahan tanah maka akan mengurangi pori-pori mikro
dan kandungan bahan organik dalam tanah (Hakim, dkk. 1986)
III. METODOLOGI
3. 1 Waktu dan Tempat
Praktikum porositas dilaksanakan
pada Rabu Selasa, 14 Noember 2012 pukul 15.00 WITA sampai selesai. Dan dilakukan di Laboratorium Fisika
Tanah, jurusan Ilmu Tanah Fakultas
Pertanian Universitas Hasanuddin.
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada
percobaan porositas tanah adalah Cawan Petridish, Ring. Adapun bahan yang digunakan adalah sampel tanah dan aquades.
3.3 Prosedur Kerja
1. Hitung nilai bulk density dan particle
density contoh tanah.
2. Hitung nilai porositas dengan persamaan
sebagai berikut :
Porositas =
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4. 1 Hasil
Berdasarkan
analisis dan hasil yang diperhitungkan maka diperoleh hasil sebagai berikut.
Tabel 8. Hasil pengamatan porositas pada tanah lapisan I
No
|
Lapisan
|
Porositas
|
1
|
I
|
71%
|
Sumber : Data
primer 2012
4. 2 Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan
diatas menunjukkan bahwa nilai porositas tanah pada lapisan I adalah 71 %. Hal
ini disebabkan karena kandungan bahan organik pada pada lapisan tanah mempunyai
jumlah pori yang besar.
Hal ini disebabkan oleh pengaruh bulk
densitynya. Secara tidak langsung bulk density tersebut sangat
mempengaruhi porositas tanah. Selain itu, partikel density juga sangat
mempengaruhi porositas tanah tersebut karena juga dipengaruhi dengan keberadaan
mineralnya. Hal ini sesuai dengan pendapat Hardjowigeno.S (1992) bahwa
porositas yang tinggi, maka bahan organic dapat memperkecil kerapatan isi tanah
karena bahan organik jauh lebih ringan dari pada mineral dan bahan organik juga
memperbesar porositas tanah.
V.
PENUTUP
5. 1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan porositas tanah pada
tanah inseptisols dapat disimpulkan bahwa :
1.
Tanah inseptisols memiliki
porositas sebesar 71% yang disebabkan karena bahan organic yang dapat
memperkecil kerapatan isi tanah.
2.
Adapun hal–hal yang
mempengaruhi porositas adalah iklim, kelembaban dan struktur tanah.
5. 2 Saran
Setelah melakukan pengamatan porositas pada tanah
inseptisols kita dapat mengetahui bahwa tanah inseptisols merupakan tanah yang
memiliki banyak bahan organik yang dapat memperkecil kerapatan isi tanah. Pori
dari tanah inseptisols yang kita telah ketahui persentasinya
pada musim–musim tertentu akan banyak diisi oleh air dan udara yang
secara langsung mempengaruhi tanaman, dengan mempelajari hal tersebut kita akan
lebih mudah dalam pengolahannya.
DAFTAR PUSTAKA
Foth, H.D dan N.C. Brady, 1982. Ilmu Tanah. Barata Aksara. Jakarta.
Hakim, N. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung.
Lampung.
Hardjowigeno, S, 2003. Klasifikasi Tanah dan Pedologi. PT. Media
Sarana Perkasa,
Jakarta.
Pairunan A K, dkk, 1997. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. BKPTN Indonesia
bagian
Timur, Makassar.
Sarwono, H., 2003. Klasifikasi Tanah dan Pedogenesis.
Akademika Presindo.
Jakarta.
LAMPIRAN
Lampiran
: Perhitungan Nilai Porositas
Lapisan I
Nilai
bulk density = 1,689 gr/cm³
Nilai
partikel density = 5,714 gr/cm³
Porositas
tanah =
x 100%
=
x 100%
=
x 100%
= 0,71 x 100%
= 71%
bagus, lanjutkan and tetap semangat.
BalasHapus