Widget-Animasi

Sabtu, 23 Februari 2013

Laporan lengkap POROSITAS



I. PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
Tanah merupakan bahan alam yang memiliki wujud tersendiri. Dalam kehidupan sehari-hari tanah sangat dibutuhkan. Selain sebagai tempat berpijak, tanah merupakan media tanam bagi tumbuhan. Analisis tanah dapat berupa pengukuran kimiawi, fisika, dan biologi yang bertujuan untuk memahami sifat tanah dan kesesuaiannya untuk pertumbuhan tanaman.
Tanah sebagai sumber daya tentunya memiliki keterbatasan. Memang pada awalnya suatu tanah yang subur dengan sedikit penambahan pupuk produksinya akan meningkat. Semakin lama kita tambahkan pupuk maka semakin meningkat pula tambahan produksinya.
Penurunan ini bisa disebabkan oleh kualitas tanah yang semakin menurun akibat penggunaan pupuk yang berlebihan. Akibatnya tanah yang tadinya subur, kaya akan bahan organik, serta seimbang dalam kandungan unsur utama baik makro maupun mikronya berubah menjadi rusak baik secara struktur, tektur maupun kimianya. Keadaan itu tidak berlangsung lama karena pada suatu saat tanah akan mencapai kondisi maksimal yang selanjutnya bila sudah mencapai kondisi tersebut penambahan unsur-unsur peningkat produktivitas tanah akan mengalami penurunan. Penurunan ini juga bisa disebabkan oleh kualitas tanah yang semakin menurun akibat penggunaan pupuk yang berlebihan.
Berdasarkan uraian di atas maka perlu dilakukan percobaan mengenai porosisitas.

1. 2 Tujuan dan Kegunaan 
Tujuan dilaksanakannya praktikum mengenai porositas ini adalah untuk mengetahui kadar ruang atau pori dalam tanah serta faktor‑faktor yang mempengaruhinya.
Kegunaan praktikum ini adalah sebagai bahan informasi kepada pembaca khusunya mahasiswa untuk mengetahui tinggi atau rendahnya porositas tanah sebagai bahan acuan atau penyeleksian tanaman yanag sesuai dengan tanah tersebut.
















II. TINJAUAN PUSTAKA
2. 1 Porositas Tanah
Porositas adalah total pori dalam tanah yaitu ruang dalam tanah yang ditempati oleh air dan udara. Pada keadaan basah seluruh pori baik makro, meso, maupun mikro terisi oleh air, pada keadaan kering poro makro dan sebagian pori meso terisi oleh udara. (Foth, 1982).
Pori-pori tanah dapat dibagi menjadi dua macam yaitu pori-pori besar yang merupakan pori yang berisi udara dan air gravitasi. Pori ini tidak menahan air dengan gaya kapiler sehingga sering disebut sebagai pori aerase atau pori non kapiler. Jenis pori yang kedua yaitu pori halus yang merupakan pori yang berisi  udara dan air kapiler sehingga disebut juga pori kapiler. Pori mampu menahan air dalam tanah. Tanah yang baik adalah yang seimbang antara pori aerasi dan pori kapilernya (Hardjowigeno, S. 1992).
Tinggi rendahnya porositas suatu tanah ini sangat berguna dalam menentukan tanaman yang cocok untuk tanah tersebut.Bila suatu tanah dengan porositas rendah dalam artian sulit menyerap air, maka bila kita menanam tanaman yang tidak rakus air, akan sangat menghambat bahkan merusak. Dalam keadaan air yang lama terserap (hingga tergenang) sementara tanaman yang di tanam tidak membutuhkan banyak air justru akan menjadikan kondisi lingkungan mikro di sekitar tanaman menjadi lembab akibatnya akan mempengaruhi perkembangan penyakit tanaman. Selain itu, tanaman akan mudah rusak bila tergenang air terlalu lama, karena tanaman tersebut dalam kondisi tercekam kelebihan air yang dapat menyebabkan pembusukan akar tanaman.
Tanah dengan struktur lemah atau kersai pada umumnya mempunyai porositas yang terbesar. Pengolahan tanah untuk sementara waktu dapat memperbesar porositas, namun dalam jangka waktu yang lama akan menyebabkan turunnya porositas. Oleh karena itu, untuk memperbesar porositas tanah tindakan yang perlu dilakukan dengan penambahan bahan organik atau melakukan pengolahan tanah secara minimum. Pengolahan tanah akan menyebabkan rusaknya struktur tanah. Nilai porositas dapat diperoleh jika diketahui nilai bulk density dan partikel densitynya. (Hardjowigeno, 2003).
Tanah dengan struktur lemah atau kersai pada umumnya mempunyai porositas yang terbesar. Pengolahan tanah untuk sementara waktu dapat memperbesar porositas, namun dalam jangka waktu yang lama akan menyebabkan turunnya porositas. Oleh karena itu, untuk memperbesar porositas tanah tindakan yang perlu dilakukan dengan penambahan bahan organik atau melakukan pengolahan tanah secara minimum. Pengolahan tanah akan menyebabkan rusaknya struktur tanah. Nilai porositas dapat diperoleh jika diketahui nilai bulk density dan partikel densitynya. (Hardjowigeno, 2003).
2. 2 Faktor–Faktor yang Mempengaruhi Porositas Tanah
Adapun hal–hal yang mempengaruhi porositas adalah iklim, kelembaban dan struktur tanah. Iklim, suhu,  kelembaban, sifat mengembang dan mengerut  sangat mempengaruhi porositas. Misalnya saja wilayah yang beriklim hujan tropis maka tingkat curah hujan pada tanah tersebut akan tinggi pada saat tanah tersebut basah maka tanah tersebut akan mengalami pengembangan dan pori tanah pada saat tersebut akan banyak terisi oleh air juga akan mempengaruhi kelembaban tanah tersebut yang nantinya akan berpengaruh pada porositasnya. Sebaliknya pada musim kemarau atau kering tanah akan mengerut dan pori tanah akan semakin besar tetapi kebanyakan akan diisi oleh udara, sehingga nantinya akan berpengaruh terhadap porositas tanah tersebut. Selain itu, struktur tanah juga akan sangat berpengaruh, karena sangat bergantung pada kadar liat , pasir, dan debu yang dikandung tanah tresebut apabila struktur tanah dirusak maka porositas tanah tersebut akan berubah (Pairunan, 1997).
Porositas suatu lapisan tanah juga dipengaruhi oleh ada tidaknya  perkembangan struktur granular pada tiap lapisan horizon tanah yang akan memberikan hasil porositas total yang tinggi dan dapat meningkatkan jumlah pori mikro dan pori makro suatu lapisan tanah. Sehingga, pada suatu lapisan tanah dengan struktur remah atau kersai sangat berpengaruh dalam penentuan porositas karena dengan struktur tanah tersebut umumnya mempunyai porositas yang besar  (Hakim, dkk. 1986).
Porositas tanah adalah kemampuan tanah dalam menyerap air. Porositas tanah erat kaitanya dengan tingkat kepadatan tanah (Bulk Density). Semakin padat tanah berarti semakin sulit untuk menyerap air, maka porositas tanah semakin kecil. Sebaliknya semakin mudah tanah menyerap air maka tanah tersebut memiliki porositas yang besar. Tinggi rendahnya porositas suatu tanah ini sangat berguna dalam menentukan tanaman yang cocok untuk tanah tersebut.Bila suatu tanah dengan porositas rendah dalam artian sulit menyerap air, maka bila kita menanam tanaman yang tidak rakus air, akan sangat menghambat bahkan merusak. Dalam keadaan air yang lama terserap (hingga tergenang) sementara tanaman yang ditanam tidak membutuhkan banyak air justru akan menjadikan kondisi lingkungan mikro di sekitar tanaman menjadi lembab akibatnya akan mempengaruhi perkembangan penyakit tanaman. Selain itu, tanaman akan mudah rusak bila tergenang air terlalu lama, karena tanaman tersebut dalam kondisi tercekam kelebihan air yang dapat menyebabkan pembusukan akar tanaman. (Hakim,1986).
Jadi Porositas tiap jenis tanah  adalah konstan dan tidak bervariasi dengan jumlah ruang dan antara partikel-partikel. Untuk kebanyakan tanah-tanah mineral rata-rata kerapatan zahranya adalah 2,6 gr/cm3.Perbedaan  kerapatan dengan zahra diantara jenis-jenis tanah tidak begitu besar, kecuali terdapat variasi di dalam kandungan bahan organik dan komposisi mineral tanah (Sarwono, 2003)
Salah satu pentingnya dilakukan pengolahan tanah adalah untuk memperbesar porositas tanah. Selain pengolahan tanah, adapun cara lain yang dilakukan untuk memperbesar porositas tanah yaitu dengan penambahan bahan organik dan pengolahan tanah secara minimum. Karena tanah pertanian dengan pengolahan yang intensif cenderung mempunyai ruang pori rendah, apabila terjadi penanaman secara terus-menerus tanpa adanya pengolahan tanah maka akan mengurangi pori-pori mikro dan kandungan bahan organik dalam tanah (Hakim, dkk. 1986)




III. METODOLOGI
3. 1 Waktu dan Tempat
Praktikum porositas dilaksanakan pada Rabu Selasa, 14 Noember 2012 pukul 15.00 WITA sampai selesai. Dan dilakukan di Laboratorium Fisika Tanah, jurusan Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin.
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada percobaan porositas tanah adalah Cawan Petridish, Ring. Adapun bahan yang digunakan adalah sampel tanah dan aquades.
3.3    Prosedur Kerja
1.    Hitung nilai bulk density dan particle density contoh tanah.
2.    Hitung nilai porositas dengan persamaan sebagai berikut :
     Porositas =    









IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4. 1 Hasil
Berdasarkan analisis dan hasil yang diperhitungkan maka diperoleh hasil sebagai berikut.
Tabel 8.  Hasil pengamatan porositas  pada tanah lapisan I
No
Lapisan
Porositas
1
I
71%
Sumber : Data primer 2012
4. 2 Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan diatas menunjukkan bahwa nilai porositas tanah pada lapisan I adalah 71 %. Hal ini disebabkan karena kandungan bahan organik pada pada lapisan tanah mempunyai jumlah pori yang besar.
 Hal ini disebabkan oleh pengaruh bulk densitynya.  Secara tidak langsung bulk density tersebut sangat mempengaruhi porositas tanah. Selain itu, partikel density juga sangat mempengaruhi porositas tanah tersebut karena juga dipengaruhi dengan keberadaan mineralnya. Hal ini sesuai dengan pendapat Hardjowigeno.S (1992) bahwa porositas yang tinggi, maka bahan organic dapat memperkecil kerapatan isi tanah karena bahan organik jauh lebih ringan dari pada mineral dan bahan organik juga memperbesar porositas tanah.


V. PENUTUP
5. 1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan porositas tanah  pada tanah inseptisols dapat disimpulkan bahwa :
1.    Tanah inseptisols memiliki porositas sebesar 71% yang disebabkan karena bahan organic yang dapat memperkecil kerapatan isi tanah.
2.    Adapun hal–hal yang mempengaruhi porositas adalah iklim, kelembaban dan struktur tanah.
5. 2 Saran
Setelah melakukan pengamatan porositas pada tanah inseptisols kita dapat mengetahui bahwa tanah inseptisols merupakan tanah yang memiliki banyak bahan organik yang dapat memperkecil kerapatan isi tanah. Pori dari tanah inseptisols yang kita telah ketahui persentasinya pada musim–musim tertentu akan banyak diisi oleh air dan udara yang secara langsung mempengaruhi tanaman, dengan mempelajari hal tersebut kita akan lebih mudah dalam pengolahannya.







DAFTAR PUSTAKA
Foth, H.D dan N.C. Brady, 1982. Ilmu Tanah. Barata Aksara. Jakarta.
Hakim, N. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung. Lampung.
Hardjowigeno, S, 2003. Klasifikasi Tanah dan Pedologi. PT. Media Sarana Perkasa,
Jakarta.
Pairunan A K, dkk, 1997. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. BKPTN Indonesia bagian
Timur, Makassar.
Sarwono, H., 2003. Klasifikasi Tanah dan Pedogenesis. Akademika Presindo.
Jakarta.













LAMPIRAN
Lampiran  : Perhitungan Nilai Porositas
Lapisan I
Nilai bulk density          =  1,689 gr/cm³
Nilai partikel density     =  5,714 gr/cm³
Porositas tanah              =     x 100%
                                      =   x 100%
                                      =   x 100%
                                      =  0,71 x 100%
                                      =  71%





1 komentar: