Widget-Animasi

Jumat, 05 April 2013

Laporan lengkap pestisida nabati




I. PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Usaha peningkatan produksi pertanian tidak hanya dilakukan melalui pemupukan tetapi juga melalui upaya perlindungan tanaman agar tanaman bebas dari serangan hama penyakit. Untuk pemberantasan hama tersebut salah satunya adalah dengan menggunakan berbagai jenis zat kimia yang disebut dengan pestisida.. Namun penggunaan pestisida telah menimbulkan dampak negatif, baik itu bagi kesehatan manusia maupun bagi kelestarian lingkungan. Dampak negatif ini akan terus terjadi seandainya kita tidak hati-hati dalam memilih jenis dan cara penggunaannya. Adapun dampak negatif yang mungkin terjadi akibat penggunaan pestisida diantaranya : Tanaman yang diberi pestisida dapat menyerap pestisida yang kemudian terdistribusi ke dalam akar, batang, daun, dan buah. Pestisida yang sukar terurai akan berkumpul pada hewan pemakan tumbuhan tersebut termasuk manusia. Secara tidak langsung dan tidak sengaja, tubuh mahluk hidup itu telah tercemar pestisida. Bila seorang ibu menyusui memakan makanan dari tumbuhan yang telah tercemar pestisida maka bayi yang disusui menanggung resiko yang lebih besar untuk teracuni oleh pestisida tersebut daripada sang ibu. Zat beracun ini akan pindah ke tubuh bayi lewat air susu yang diberikan. Dan kemudian racun ini akan terkumpul dalam tubuh bayi (bioakumulasi).
Pestisida tidak hanya beracun bagi hama, tetapi dapat juga mematikan organisme yang berguna, ternak piaraan, dan bahkan manusia, maka agar terhindar dari dampak negatif yang timbul, penyimpanan dan penggunaannya harus dilakukan secara hati-hati dan dilakukan sesuai petunjuk. Oleh karena itu, untuk mengurangi dampak penggunaan pestisida dapat dilakukan dengan cara menggunakan pestisida alami atau pestisida yang berasal dari tumbuhan (pestisida nabati). Pestisida nabati tidak mencemari lingkungan karena bersifat mudah terurai (biodegradable) sehingga relatif aman bagi ternak peliharaan dan manusia.
        
1.2. Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dari praktikum pembuatan pestisida nabati adalah untuk mengetahui teknik-teknik pembuatan pestisida nabati dan mengetahui manfaat pestisida nabati.
Kegunaan dari praktikum pembutan pestisida nabati adalah agar mahasiswa dapat membuat pestisida nabati sendiri setelah mengetahui teknik-teknik pembuatan pestisida nabati dan telah mengetahui manfaat dari pestisida nabati tersebut.


II. TINJAUAN PUSTAKA
Pestisida nabati adalah pestisida yang bahan aktifnya berasal dari tumbuhan atau bagian tumbuhan seperti akar, daun, batang atau buah. Bahan-bahan ini diolah menjadi berbagai bentuk, antara lain bahan mentah berbentuk tepung, ekstrak atau resin yang merupakan hasil pengambilan cairan metabolit sekunder dari bagian tumbuhan atau bagian tumbuhan dibakar untuk diambil abunya dan digunakan sebagai pestisida. Pestisida dari bahan nabati sebenarnya bukan hal yang baru tetapi sudah lama digunakan, bahkan sama tuanya dengan pertanian itu sendiri. Sejak pertanian masih dilakukan secara tradisional, petani di seluruh belahan dunia telah terbiasa memakai bahan yang tersedia di alam untuk mengendalikan  organisme  pengganggu  tanaman. Pada  tahun  40-an  sebagian petani    di    Indonesia   sudah   menggunakan    bahan    nabati  sebagai    pestisida, diantaranya      menggunakan      daun      sirsak      untuk        mengendalikan     hama      serangga (Thamrin dkk, 2008).   

Pestisida nabati merupakan produk alam dari tumbuhan seperti daun, bunga, buah, biji, kulit, dan batang yang mempunyai kelompok metabolit sekunder atau senyawa bioaktif. Beberapa tanaman telah diketahui mengandung bahan-bahan kimia yang dapat membunuh, menarik, atau menolak serangga. Beberapa tumbuhan menghasilkan racun, ada juga yang mengandung senyawa-senyawa kompleks yang dapat mengganggu siklus pertumbuhan serangga, sistem pencernaan, atau mengubah perilaku serangga (Supriyatin dan Marwoto, 2000).
Pestisida alami adalah suatu pestisida yang bahan dasarnya berasal dari alam seperti tumbuhan. Pestisida alami merupakan pemecahan jangka pendek untuk mengatasi masalah hama dengan cepat Pestisida nabati bersifat ramah lingkungan karena bahan ini mudah terdegradasi di alam, sehingga aman bagi manusia maupun lingkungan. Selain itu pestisida nabati juga tidak akan mengakibatkan resurjensi maupun dampak samping lainnya, justru dapat menyelamatkan musuhmusuh alami (Untung, 1993).
Secara ekonomis, maka biaya pestisida nabati yang dikeluarkan petani relatif lebih ringan dibanding pestisida sintetis, di mana harga pestisida sintetis di era sekarang lebih mahal. Pestisida nabati/ alami diartikan sebagai suatu pestisida yang bahan dasarnya berasal dari tumbuhan yang tumbuh di sekitar kita. Pestisida nabati relatif lebih mudah dibuat dan didapat oleh petani dengan kemampuan dan pengetahuan yang terbatas. Dari sisi lain pestisida alami/ nabati, mempunyai keistemewaan yang bersifat mudah terurai di alam, sehingga tidak mencemari lingkungan dan relatif aman bagi manusia dan ternak peliharaan karena residunya mudah hilang. Pestisida nabati bersifat lebih aman dan nyaman, yaitu apabila diaplikasikan akan membunuh hama pada waktu itu (bersifat kontak) dan setelah hamanya terbunuh, maka residunya akan cepat menghilang di alam. Dengan demikian, tanaman akan terbebas dari residu pestisida dan aman untuk dikonsumsi. Penggunaan pestisida nabati dimaksudkan bukan untuk meninggalkan dan menganggap tabu penggunaan pestisida sintetis, tetapi hanya merupakan suatu cara alternatif agar pengguna tidak hanya tergantung kepada pestisida sintetis dan agar penggunaan pestisida sintetis dapat diminimalkan, sehingga kerasakan lingkungan yang diakibatkannyapun diharapkan dapat dikurangi dan waktunya kerasakan lingkungan dapat diperlambat pula. Kegunaan Pemakaian Pestisida Nabati : Untuk meminimalkan pemakaian pestisida sintetis sehingga dapat mengurangi kerasakan lingkungan; Untuk mengurangi biaya usahatani yang mana bahan pestisida  nabati  mudah  didapat yang tumbuh di sekitar kita dan  mudah  dibuat  oleh  siapapun khususnya  para  petani;  Tidak  membahayakan  kesehatan  bagi  manusia  dan  ternak peliharaan (Anonim,2010).


III. METODOLOGI PERCOBAAN
3.1. Tempat dan Waktu
            Praktikum pembuatan pestisida nabati dilaksanakan di gedung Pusat Kegiatan Penenelitian Lantai 4, Universitas Hasanuddin Makassar, Senin, 18 Maret 2013 pukul 13.00 WITA sampai selesai.

3.2. Alat dan Bahan
            Alat yang digunakan dalam praktikum pembuatan pestisida nabati adalah, ember, isolasi atau lakban.
            Bahan yang digunakan dalam pembuatan pestisida nabati adalah daun gamal, gula merah, dan air serta sabun colek.

3.3. Prosedur Kerja
                  Adapun prosedur percobaan pembuatan pestisida adalah :
1.      Haluskan daun gamal dengan menggunakan blender.
2.       Setelah daun gamal halus, masukkan kedalam ember dan tambahkan air dengan perbandingan 1:1.
3.      Tambahkan dan gula merah ke dalam larutan daun gamal.
4.      Aduk hingga merata
5.       Olesi penutup ember dan mulut ember dengan menggunakan sabun colek agar tidak ada lalat yang mendekat.
6.       Tutup ember dan beri isolasi pada bagian pinggirnya agar udara tidak dapat masuk.


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Hasil praktikum pembuatan pestisida nabati adalah sebagai berikut :
No
Gambar
Keterangan


1
a.
 





b.






    Persiapan Alat dan Bahan
a. Gula merah yang telah dicairkan
b. Ekstrak Daun Mimba yang telah dihaluskan



2







Ember yang telah berisi air, dicampurkan oleh gula merah yang telah dicairkan



3
 


Masukkan ekstrak daun mimba ke dalam ember  yang  telah bercampur dengan gula merah



4
 


Hasil dari pencampuran ekstrak daun mimba,gula merah dan air



5
 




Bagian mulut ember diolesi sabun colek dan padasaat ditutup juga terlebih dulu diolesi sabun colek



6
 


Ember direkatkan dengan menggunakan lakban

4.2.Pembahasan
Kandungan bahan aktif daun gamal adalah tanin. Ekstrak pestisida daun gamal efektif untuk mengendalikan ulat dan hama penghisap. Daun gamal dapat digunakan sebagai insektisida jika ditambah dengan minyak tanah dan detergen. Ekstrak daun gamal tanpa tambahan minyak tanah harus dilakukan dengan hati2. Penggunaan minyak tanah yang terlalu sering menyebabkan daun terbakar. Penggunaan minyak tanah mendekati saat panen dapat menimbulkan bau pada hasil pertanian.
              Penambahan gula merah pada pembuatan pestisida nabati berfungsi sebagai makanan mikroba pengurai agar mikroba dapat brfungsi dengan baik dalam pembuatan pestisida nabati.
         Dalam pembuatan pestisida nabati harus ditutup dan diberi sabun colek agar tidak ada mikroorganisme pengganggu yang bisa masuk yang dapat mengganggu proses penguraian atau proses pembuatan pestisida.


V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dapat disimpulkan bahwa:
1.      Teknik-teknik pembuatan pestisida nabati yaitu: bahan dasar dihaluskan terlebih dahulu, dicampur dengan gula merah, dan ditutup rapat.
2.      Manfaat pestisida nabati adalah Sebagai bahan kimia dari tumbuhan; Dapat digunakan sebagai agen pengendalian hama; Bersifat mematikan hama dengan cepat; Bersifat sebagai zat menghambat perkembangan serangga/hama; Bersifat sebagai zat pemikat; Bersifat sebagai zat penolak; Bersifat sebagai zat penghambat makan.

5.2. Saran
Dalam membuat pestisida sebaiknya semua bahan yang akan digunakan sebaiknya ditimbang terlebih dahulu sebelum digunakan.



DAFTAR PUSTAKA
Anonim,2010. Pembuatan Pestisida Nabati. http://www.shvoong.com. Diakses: Makassar, 8 April 2012

Untung, 1993. Pestisida Alami ( Nabati). Jakarta: Erlangga.
Thamrin dkk,2008. Potensi Ekstrak Flora Lahan Rawa Sebagai Pestisida Nabati. Jakarta: balai pertanian lahan rawa

Supriyatin dan Marwoto, 2000. Pestisida Nabati. Jakarta: Rineka Cipta

1 komentar:

  1. Wah... Alhamdulillah
    MKsih bg nih iwat materinya :D
    InsyaAllo bermanfaat.

    BalasHapus