Widget-Animasi

Jumat, 05 April 2013

Laporan Lengkap media MS dan PDA



I.PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Media adalah tempat bagi jaringan untuk tumbuh dan mengambil nutrisi yang mendukung kehidupan jaringan.Media tumbuh menyediakan berbagai bahan yang diperlukan jaringan untuk hidup dan memperbanyak dirinya. Ada dua penggolongan media tumbuh: media padat dan media cair .Kultur jaringan merupakan teknologi yang mau tidak mau harus kita kuasai, karena sudah tidak terbendung lagi kebutuhan yang sangat besar akan bibit-bibit berkualitas dalam bidang kehutanan, perkebunan, pertanian dll. adalah tidak mungkin lagi kita menggunakan teknik-teknik konvensional dalam perbanyakan tanaman untuk memenuhi semua kebutuhan yang sangat besar. Maka kultur jaringan menjadi teknologi yang sangat menentukan keberhasilan dalam pemenuhan bibit.
Media biakan terdiri dari garam organik, sumber energi (karbon), vitamin dan zat pengatur tumbuh (ZPT).  Selain itu dapat pula ditambahkan komponen lain seperti senyawa organik dan senyawa kompleks lainnya.Media merupakan faktor penentu dalam perbanyakan dengankultur jaringan. Komposisi media yang digunakan tergantung dengan jenis tanaman yang akan diperbanyak. Media kultur yang baik seharusnya menyediakan unsur hara baik makro maupun mikro,sumber vitamin dan asam amino, sumber karbohidrat, zat pengatur tumbuh, senyawa organik sebagai tambahan seperti air kelapa,ekstrak buah dll, bahan pemadat: agar-agar dan gelrite dan jugamenyediakan arang aktif untuk kasus tertentu untuk tanaman.
Penggunaan alat-alat laboratorium merupakan suatu cara untuk mengetahui nama dan fungsi alat-alat laboratorium. Dalam menggunakan alat-alat laboratorium, sebaiknya pengguna melakukan sterilisasi alat-alat laboratorium yang akan digunakan. Sterilisasi merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menghilangkan mikroba yang tidak di inginkan.
Berdasarkan bentuknya, media dibagi atas medis cair, semi cair dan padat.  Sedang menurut susunannya, media dapat dibagi atas media kompleks dan media sintetik.Adapun dalam percobaan ini, jenis media yang digunakan adalah jenis media PDA (Potato Dekstrose Agar) dan media MS (Media Murashige dan Skoog) yang merupakan media padat dan tergolong media kompleks.Media biakan yang mampu mendukung optimalisasi pertumbuhan milroorganisme harus dapat memenuhi persyaratan nutrisi bagi mikroorganisme. unsur tersebut berupa garam organik, sumber energi (karbon), vitamin dan zat pengatur tumbuh (ZPT).  Selain itu dapat pula ditambahkan komponen lain seperti senyawa organik dan senyawa kompleks lainnya.
1.2. Tujuan dan Kegunaan
            Tujuan dari praktikum pembuatan media yaitu Mahasiswa dapat mengerti dan memahami tentangkomposisi dan fungsi unsur dalam media PDA dan media MS dan aplikasinya.
            Kegunaan dari praktikum pembuatan media yaitu Mahasiswa dapat membuat sendiri larutan untuk  pembuatan media kultur jaringan sebagai pengembangan tanaman.

II. TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Anonim (2006), media biakan adalah bahan atau campuran bahanyang dapat digunakan untuk membiakkan mikroorganisme, karena memiliki daya dukung yang tinggi terhadap pertumbuhan dan perkembangbiakkannya.
Media biakan adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat hara(Nutrien) yang berguna untuk membiakkan mikroba. Dengan menggunakan bermacam-macam media dapat dilakukan isolasi, perbanyakan, pengujian sifat fisiologis, dan perhitungan sejumlah mikroba.
Menurut (Sutedjo, 1991), Supaya mikroba dapat tumbuh baik dalam suatu media, maka medium tersebut harus memenuhi syarat-syarat, antaralain :
1.      Harus mengandung semua zat hara yang mudah digunakan oleh mikroba.
2.      Harus mempunyai tekanan osmosis, tegangan permukaan, dan pH yang sesuaidengan kebutuhan mikroba yang akan tumbuh.
3.      Tidak mengandung zat-zat yang dapat menghambat pertumbuhan mikroba.
4.      Harus berada dalam keadaan steril sebelum digunakan, agar mikorba yangditumbuhkan dapat tumbuh dengan baik.
Medium yang digunakan untuk menumbuhkan mikroba dapat diklasifikasikan berdasarkan pada komposisi (medium sintetis, medium semi sintetis, dan mediumnon-sintetis), konsentrasi (solid medium, semi solid medium, dan broth medium),dan selektivitas (medium umum, medium diferensial, medium uji, dan medium diperkaya) (Waluyo, 2005).
Agar-agar, gelatin, atau gel silica merupakan bahan untuk membuat mediummenjadi padat. Namun, yang paling umum digunakan adalah agar-agar. Meskipunbahan utama agar-agar adalah gelatin, yaitu suatu kompleks karbohidrat yangdiekstrasi dari algae marine genus Gelidium, namun sebagian besarmikroorganisme tidak dapat menggunakannya sebagai makanan sehingga agar-agar dapat berlaku hanya sebagai pemadat (Hadioetomo,1993).
 Kultur jaringan adalah suatu metode untuk mengisolasi bagian dari tanaman seperti sekelompok sel atau jaringan yang ditumbuhkan dengan kondisi aseptik, sehingga bagian tanaman tersebut dapat memperbanyak diri tumbuh menjadi tanaman lengkap kembali. Teknik kultur jaringan memanfaatkan prinsip perbanyakan tumbuhan secara vegetatif. Berbeda dari teknik perbanyakan tumbuhan secara konvensional, teknik kultur jaringan dilakukan dalam kondisi aseptik di dalam botol kultur dengan medium dan kondisi tertentu. Karena itu teknik ini sering kali disebut kulturin vitro. Dikatakan in vitro (bahasa Latin), berarti "di dalam kaca" karena jaringan tersebut dibiakkan di dalam botol kultur dengan medium dan kondisi tertentu. Teori dasar dari kultur in vitro ini adalah Totipotensi. Teori ini mempercayai bahwa setiap bagian tanaman dapat berkembang biak karena seluruh bagian tanaman terdiri atas jaringan-jaringan hidup. Oleh karena itu, semua organisme baru yang berhasil ditumbuhkan akan memiliki sifat yang sama persis dengan induknya (Gunawan,1987).
 Pelaksanaan teknik ini memerlukan berbagai prasyarat untuk mendukung kehidupan jaringan yang dibiakkan.Hal yang paling esensial adalah wadah dan media tumbuh yang steril. Media adalah tempat bagi jaringan untuk tumbuh dan mengambil nutrisi yang mendukung kehidupan jaringan. Media tumbuh menyediakan berbagai bahan yang diperlukan jaringan untuk hidup dan memperbanyak dirinya. Ada dua penggolongan media tumbuh: media padat dan media cair (Gunawan, 1987)
Media padat pada umumnya berupa padatan gel, seperti agar, dimana nutrisi dicampurkan pada agar.Media cair adalah nutrisi yang dilarutkan di air.Media cair dapat bersifat tenang atau dalam kondisi selalu bergerak, tergantung kebutuhan.Komposisi media yang digunakan dalam kultur jaringan dapat berbeda komposisinya. Perbedaan komposisi media dapat mengakibatkan perbedaan pertumbuhan dan perkembangan eksplan yang ditumbuhkan secara in vitro. Media Murashige dan Skoog (MS) sering digunakan karena cukup memenuhi unsur hara makro, mikro dan vitamin untuk pertumbuhan tanaman (Marlina, 2004)
III. METODOLOGI PERCOBAAN
3.1. Waktu  dan Tempat
Praktikum ini dilakukan pada pukul 13.00-15.00 WITA pada tanggal 4 Maret 2013, bertempat diLaboratorium bioteknologi, gedung PKP, lantai 4, Universitas Hasanuddin.
3.2. Alat dan Bahan
Alat – alat yang di gunakan pada praktikum ini yaitu tabung reaksi, labu Erlenmeyer, cawan petri, batang pengaduk, timbangan, dan Alumunium foil.
Bahan yang di di gunakan pada praktikum ini yaitu kentang 50 gram, aquades, gula pasir 5 gram, agar swallow 5 gram.

3.3. Prosedur Percobaan
3.3.1. Pembuatan media PDA
Adapun prosedur percobaan pembuatan media PDA yaitu :
1. Mengupas kentang dan memotongnya kecil-kecil agar mudah di gunakan
2. Merebus Kentang dengan 150 ml air sampai mendidih selama 15 menit
3.Menyaring Kentang, kemudian buatlah volumenya menjadi 25 liter dengan menambahkan air
4. Menambahkan 5 gram gula pasir dan 5 gram agar teknis
5. Memanaskan di hotplet hingga homogen.
6. Mendistribusikan ke dalam cawan petri sebanyak kira-kira sepertiga volume (20 ml).
7.  Memilih media yang tidak terkontaminasi

3.3.2. Pembuatan media MS
Adapun prosedur pembuatan media MS yaitu :
1. Menuang 500 ml air akuades
2. Menambahkan BAP. Campur stok semua
3. Memanaskan di hot plate kurang lebih 5 menit
4. Meletakkan di panci kemudian panaskan
5. Memasukkan agar swalow lalu aduk-aduk kurang lebih 15 menit
6. Menuangkan dibotol steril
7. Memasukkan di autoklaf untuk sterilisasi basah dengan tekan 1,5 atm selama 1,5 jam.


IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1  Hasil
Dari Praktikum Pembuatan Media Pembiakan Tanaman dapat di peroleh hasil yaitu:
Tabel hasil Dari praktikum pembuatan media di peroleh  hasil pengamatan yaitu:
NO
NAMA MEDIA
GAMBAR
1
Media MS (Murashige And Skoog)
2
Media PDA (Potato Dextore Agar)

4.2. Pembahasan
Medium yang digunakan untuk menumbuhkan dan mengembangbiakkan mikroorganisme harus sesuai susunannya dengan kebutuhan jenis-jenis mikroorganisme yang bersangkutan. Penggunaan kentang dalam pembuatan media karena kentang kaya akan karbohidrat yang sangat diperlukan oleh suatu mikroorganisme.
Pada proses pembuatan media PDA menggunakan magnetik stirrer untuk menghomogenkan agar dengan aquades selama pemasakan agar.Magnetik stirrer berfungsi sebagai alat penghomogenan atau pemercepat pelarutan, dan juga mengaduk medium selama sedang dipanaskan agar tidak terjadi penggumpalan pada saat dipanaskan. Selain itu, hot plate digunakan untuk memanaskan medium hingga masak dan mempercepat reaksi yang terjadi pada medium hingga mendidih. Autoklaf berfungsi untuk mensterilkan bahan-bahan dan alat-alat yang tahan terhadap panas dan tekanan yang tinggi. Pada waktu tertentu, jarum ose digunakan untuk memindahkan biakan dari satu medium ke medium yang lainnya.
Dalam pembuatan PDA ini akan menghasilkan media yang akan digunakansebagai media biakan bakteri dan jamur. Media PDA pada saat masih panas akanberbentuk cairan yang kental kemudian setelah dingin akan menjadi padatan.
Medium Murashige  dan  Skoog  (MS)  merupakan perbaikan komposisi medium Skoog, terutama kebutuhan garam anorganik yang mendukung pertumbuhan optimum pada kultur jaringan tembakau. Medium MS mengandung 40 mM N dalam bentuk NO3 dan 29 mM N dalam bentuk NH4+. Kandungan N ini, lima kali lebih tinggi dari N total yang terdapat pada media Miller, 15 kali lebih tinggi dari media tembakau Hildebrant, dan 19 kali lebih tinggi dari media White. Kalium juga ditingkatkan sampai 20 mM, sedangkan P 1,25 mM. Unsur makro lainnya pada medium MS konsentrasinya dapat dinaikkan sedikit. Pertama kali unsur-unsur makro dalam media MS dibuat untuk kultur kalus tembakau, tetapi komposisi MS ini sudah umum digunakan untuk kultur jaringan jenis tanaman lain.
Pembuatan larutan stok pada dasarnya ditujukan untuk menyediakan bahan-bahan yang diperlukan pada pembuatan media dengan konsentrasi yang tepat. Karena media-media yang digunakan pada kultur jaringan diperlukan unsure-unsur dengan konsentrasi yang sangat kecil. Karena tidak dimungkinkan menimbang unsur  dengan konsentrasi yang sangat kecil, maka dibuat lah larutan stok dengan menggunakan konsep kalibrasi, sehingga pada pembuatan media, unsur -unsur tersebut dapat digunakan seusia dengan konsentrasi yang diinginkan.

V. PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Dari hasil diatas maka dapat di simpulkan :
1) Mikroorganisme dapat dikembangkan oleh manusia diantaranya melalui substrat yang disebut media.
2) Nutrien dalam medium harus memenuhi kebutuhan dasar makhluk hidup, yangmeliputi air, karbon, energi, mineral dan faktor tumbuh.
3)  Penggunaan alat dan bahan dalam bekerja haruslah selalu terjaga dari kontaminasi
4) Media PDA (Potato Dextrose Agar) merupakan media semi sintetik.
5) Pembuatan media MS dilakukan dengan mencampur unsur makro, unsur mikro, vitamin, gula, dan ZPT serta agar dengan cara dididihkan kemudian disterilisasi dan disimpan dalam inkubator.
6) Media MS mengandung unsur makro, mikro, vitamin, dan ZPT.
5.2. Saran
          Saran saya yaitu setiap kegiatan pembiakan tanaman pada MS dan PDA harus dilakukan dengan hati-hati dan teliti agar dapat tumbuh dengan baik dan tanpa ada kontaminasi udara.selain itu pada saat melakukan kegiatan pembuatan Media Biakan kita harus selalu memperhatikan kebersihan alat dan bahan yang akan kita gunakan dengan melakukan sterilisasi.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2006. Pembuatan media. http://id.scribd.com/doc/64902238/Laporan-Pembuatan-Media.diakses pada tanggal 7 Maret 2013

Hadioetomo, R. S. 1993.Teknik dan Prosedur Dasar Laboratorium Mikrobiologi. Gramedia: Jakarta.

Sutedjo. 1991. Mikrobiologi Tanah. Rineka Cipta: Jakarta.

Waluyo, L. 2005. Mikrobiologi Umum. UMM Press: Malang.








Tidak ada komentar:

Posting Komentar