I. PENDAHULUAN
1.1 Latar
belakang
Pengenalan alat merupakan langkah
pertama sebelum kita melakukan percobaan atau penelitian . Dengan mengenal
alat, kita dapat mengetahui fungsi masing-masing bagian dari alat tersebut
serta cara pengoprasian atau penggunaan alat-alat yang akan digunakan dalam
percobaan atau penelitian yang dilakukan. Dan dengan kita mengetahui
akan fungsi dan cara penggunaan alat-alat yang akan digunakan dapat
memperlancar jalannya suatu percobaan atau penelitian. Sehingga dengan berbekal
pengetahuan pemahaman akan fungsi dan cara kerja dari alat yang digunakan kita
dapat memperoleh hasil suatu percobaan atau penelitian yang maksimal.
Selain
pengetahuan pemahaman akan alat, kita juga dituntut untuk terampil dalam
alat-alat yang kita gunakan. Hal tersebut harus dibarengi dengan ketelitian
dalam melakukan suatu percobaan ataupun penelitian sehingga didapatkan hasil
yang maksimal.
Penggunaan
alat-alat laboratorium merupakan suatu cara untuk mengetahui nama dan fungsi
alat-alat laboratorium. Dalam menggunakan alat-alat laboratorium, sebaiknya
pengguna melakukan sterilisasi alat-alat laboratorium yang akan digunakan.
Sterilisasi merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menghilangkan mikroba yang
tidak di inginkan.
Dengan
pengenalan alat-alat laboratorium. Kita dapat mengetahui berbagai macam alat
yang terdapat di Laboratorium. Selain itu kita juga dapat meminimalisir resiko
kesalahan kerja pada saat melakukan percobaan mikrobiologi. Alat-alat
laboratorium mempunyai cara dan prinsip kerja yang berbeda. Setiap pengguna
harus mengikuti hal-hal tersebut agar dalam menggunakan alat-alat laboratorium
tidak terjadi kerusakan alat ataupun hal-hal yang berbahaya.
Dalam bidang
pertanian, penggunaan teknik budidaya konvensional dalam medium tanah atau
pasir seringkali menghadapi kendala teknis, lingkungan maupun waktu. Sebagai
contoh, perbanyakan tanaman dengan biji memerlukan waktu yang relatif lama dan
seringkali hasilnya tidak seperti tanaman induknya. Kendala lain adalah gangguan
alam baik yang abiotik maupun biotik (hama dan penyakit). Kebutuhan akan bibit
tanaman dalam jumlah besar, berkualitas, bebas hama dan penyakit serta harus
tersedia dalam waktu singkat seringkali tidak dapat dicapai dengan metode
konvensional bak secara generatif maupun vegetatif. Istilah kultur jaringan
mengacu pada teknik untuk menumbuhkan jasad multiseluler dalam medium padat
maupun medium cair menggunakan jaringan yang diambil dari jasad tersebut.
Teknik ini sekarang telah berkembang luas sehingga bagian yang tanaman
digunakan sebagai bahan awal perbanyakan tidak hanya berupa jaringan melainkan
juga dalam bentuk sel. Secara umum kultur jaringan adalah teknik perbanyakan
tanaman dengan menggunakan wadah yang tembus pandang dan dalam kondisi yang
steril serta dalam kondisi yang aseptik. Kondisi aseptik (bebas
mikroorganisme/patogen) merupakan salah satu prasyarat keberhasilan teknik
kultur jaringan. Semua alat-alat yang digunakan dalam teknik kultur jaringan
harus steril dan aseptik.
Berdasarkan
uraian di atas maka haruslah dilakukan praktikum pengenalan alat ini sehingga
praktikan dapat mengetahui alat-alat yang akan digunakan dalam laboratorium
kultur jaringan dan cara-cara penggunaan alat tersebut.
1.2 Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dari
praktikum ini adalah untuk dapat mengenali dan mengetahui alat –alat yang
dipakai dalam praktikum
Kultur Jaringan.
Kegunaan dari
praktikum ini adalah agar praktikan dapat mengetahui fungsi-fungsi dari alat di
laboratorium kultur jaringan dan tidak salah dalam menggunakan alat-alat tersebut.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Bioteknologi adalah cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan makhluk
hidup (bakteri, jamur, virus, dan lain-lain) maupun produk dari makhluk hidup
(enzim, alkohol) dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa.
(AnonymousA,2012). Bioteknologi adalah penerapan suatu
prinsip-prinsip biologi, biokimia,dan rekayasa dalam pengolahan bahan dan
memanfaatkan agensia jasad hidup dan komponen – komponennya untuk menghasilkan
barang dan jasa. (AnonymousB,2012). Bioteknologi adalah cabang ilmu yang
mempelajari pemanfaatan makhluk hidup (bakteri, fungi, virus, dan lain-lain)
maupun produk dari makhluk hidup (enzim, alkahol) dalam proses produksi untuk
menghasilkan barang dan jasa. (Susilowarno, 2009).
Peran
bioteknologi sendiri sangat banyak, dibidang pangan misalnya. Di bidang pangan, dengan menggunakan teknologi
rekayasa genetika, kultur jaringan dan DNA rekombinan, dapat dihasilkan tanaman
dengan sifat dan produk unggul karena mengandung zat gizi yang lebih jika
dibandingkan tanaman biasa, serta juga lebih tahan terhadap hama maupun tekanan
lingkungan. Penerapan bioteknologi di masa ini juga dapat dijumpai pada
pelestarian lingkungan hidup dari polusi. Sebagai contoh, pada penguraian
minyak bumi yang tertumpah ke laut oleh bakteri, dan penguraian zat-zat yang
bersifat toksik (racun) di sungai atau laut dengan menggunakan bakteri jenis
baru (Susilowarno, 2009).
Perkembangan dan kemajuan yang dicapai dalam bidang biologi molekuler
telah melahirkan dan berkembangnya teknologi rekombinan DNA atau yang dikenal
dengan sebutan rekayasa genetik . Rekayasa genetik atau rekombinan DNA adalah
suatu kumpulan teknik - teknik eksperimental yang memungkinkan peneliti untuk
mengisolasi, mengidentifiksi dan melipatgandaan suatu fragmen dari material
genetik (DNA) dalam bentuk murninya. Manipulasi
– manipulasi tersebut dilakukan secara in vitro, penggunaan kultur jaringan
untuk pembiakan klonal didasarkan pada anggapan bahwa jaringan secara genetik
tetap stabil jika dipisahkan dari tumbuhan induk dan ditempatkan dalam kultur.
Pendapat ini sebahagian besar berlaku jika tumbuhan dibiakkan dengan kuncup
ketiak atau tunas liar yang secara langsung dipisahkan dari tanaman. Walaupun
demikian, apabila tunas terbentuk dari jaringan kalus, sering terjadi
penyimpangan (Choundhary 2008).
Laboratorium disetiap universitas atau lembaga-lembaga biasanya memiliki
jumlah ruang yang berbeda-beda ada yang dibagi menjadi 3 ruangan hingga menjadi
5 ruangan. Namun sebenarnya ada pembagian ruangan laboratorium kultur jaringan
berdasarkan kegiatan-kegiatannya adalah: Ruangan Persiapan Kultur Jaringan,
Ruangan tanam, Ruangan Inkubasi atau Penyimpanan, Ruangan tempat penyimpanan
Media,dan Ruangan tempat menimbang Bahan.
Ruangan Persiapan,ruang ini dipergunakan untuk mempersiapkan media kultur
dan bahan tanaman yang akan dipergunakan, sebagai tempat mencuci alat-alat
laboratorium, dan tempat untuk menyimpan alat-alat gelas. Sesuai dengan
fungsinya, maka di-ruangan ini terdiri dari :Hot plate dengan magnetic stirer,Oven,Pengukur
pH, dapat berupa pH meter, atau kertas pH indikator,Autoklaf,Kompor gas,Tempat
cuci,Labu takar, gelas piala, erlenmeyer, pengaduk gelas, spatula, petridish,
pipet, botol kultur, pisau scapel.
Ruang Tanam atau Ruang transfer merupakan ruang di mana pekerjaan aseptik
dilakukan. Dalam ruangan ini dilakukan kegiatan isolasi tanaman, sterilisasi
dan penanaman eksplan dalam media. Ruangan ini sedapat mungkin bebas dari debu
dan hewan kecil, serta terpisah dan tersekat dengan ruangan lain. Penggunaan AC
sangat dianjurkan dalam ruangan ini. Ruang transfer dilengkapi peralatan
sebagai berikut: Laminar air flow cabinet,Alat-alat diseksi; pisau bedah/scapel,
pinset, spatula, dan gunting,Lampu bunsen,Alkohol
70%
Ruangan Inkubasi atau penyimpanan hasil Kultur
jaringan, Merupakan ruang
yang paling besar dibanding dengan ruangan yang lain. Ruangan ini harus dijaga
kebersihannya dan sedapat mungkin dihindari terlalu banyak keluar masuknya
orang-orang yang tidak berkepentingan. Ruangan ini berisi rak-rak kultur yang
berfungsi untuk menampung botol-botol kultur yang berisi tanaman. Rak ini juga
dilengkapi dengan lampu-lampu sebagai sumber cahaya bagi tanaman kultur. Selain
rak kultur, ruang kultur juga harus dilengkapi dengan AC, pengukur suhu dan kelembapan,
serta timer yang digunakan untuk menghidupkan dan mematikan lampu secara
otomatis.
Ruangan Tempat Penyimpanan Media, Ruangan ini berfungsi sebagai ruang untuk menyimpan media
tanam yang sudah di autoklaf. Ruang stok sebaiknya dingin dan gelap, serta
kebersihannya harus dijaga. Media tanam akan diinkubasi pada ruang ini selama 3
hari sebelum digunakan. Hal ini untuk mengetahui kondisi media tanam apakah
steril atau ter-kontaminasi jamur/bakteri. Apabila media terkontaminasi,
sebaiknya segera dikeluar-kan dan diautoklaf selama 1 jam pada tekanan 0.14
Mpa.
Ruangan tempat menimbang bahan, ruangan ini berisi stok bahan-bahan kimia, timbangan
analitik, magnetik stirer dan lemari es. Semua kegiatan penimbangan bahan kimia
dan pembuatan larutan stok dilakukan di ruangan ini. Sedangkan pada
laboratorium sederhana, ruang tanam, ruang kultur dan ruang stok media dapat
digabung menjadi satu ruangan. Sedangkan ruang preparasi /persiapan dapat
digabung dengan ruang bahan kimia. Dari 2 ruangan ini, ruang tanam + kultur
harus memakai AC. Untuk daerah yang bersuhu dingin, tanpa memakai AC tidak ada
masalah(Yulita, 2012).
Menurut
(Daisy,1994), Standar keselamatan kerja di laboratorium bioteknologi yaitu:
1. Batasi
paparan terhadap bahan kimia, jangan sampai bahan kimia laboratorium
bersentuhan langsung dengan tubuh, dan menggunakan pelindung diri seperti
masker dan sarung tangan
2. Jangan
meremehkan resiko
3. Bersiaplah
terhadap kecelakaan, sebelum memulai eksperimen ketahui tindakan tertentu yang
harus diambil jika terjadi pelepasan zat berbahaya secara tidak sengaja. Ketahui letak semua peralatan keselamatan.
4. Bersiaplah
memberikan tindakan darurat dasar, selalu beritahukan aktivitas anda kepada
rekan anda agar mereka dapat menanggapi secara cepat dan tepat.
III. METODOLOGI PERCOBAAN
3.1. Waktu dan Tempat
Praktikum Pengenalan alat dilaksanakan pada pukul 13.00 – 15.00
pada hari Senin, 25 Februari 2013, di laboratorium Bioteknologi, Gedung PKP,
Lantai 4, Universitas Hasanuddin, Makassar.
3.2.
Alat dan Bahan
Alat-alat yang diperkenalkan
pada praktikum pengenalan alat yaitu laminary air flow, oven, autoklaf, hot
plate, timbangan analitik, alumunium foil, pipet eppendorf, erlenmeyer, tabung
reaksi, cawan, dan gelas ukur.
Bahan yang diperkenalkan pada praktikum pengenalan alat yaitu
alkohol 70%, aquades, Chlorom penikol dan bahan kimia lainnya.
3.3.
Prosedur Percobaan
Adapun Prosedur Kerja Pada Praktikum ini yaitu
:
1. Merpersilahkan praktikan masuk ke dalam area
laboratorium dengan terlebih dahulu memakai baju / jas laboratorium.
2. Memberikan sedikit pengarahan dan pengenalan
tentang Kegiatan yang akan di lakukan praktikan.
3. Mempersilahkan praktikan Masuk ke dalam
ruangan Kultur jaringan.
4. Memperkenalkan alat dan bahan di
masing-masing ruangan tempat praktikum.
5. Memperhatikan dan mendengarkan setiap
Penjelasan dari asisten, kemudian praktikan mencatatnya.
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.
Hasil
no
|
Gambar Alat
|
Nama Alat
|
Fungsi
|
1.
|
|
NeracaAnalitik
|
Digunakan
untuk menimbang zat yang butuh ketelitian tinggi dan dalam skala kecil/mikro
(biasanya hingga 4 desimal 0,0001 gram).
|
2.
|
|
spatula
|
Alat ini digunakan untuk
memindahkan bahan-bahan kimia
|
3.
|
|
autoclave
|
Untuk mensterilkan alat dan
bahan.
|
4
|
|
micropipette
|
P1000 (kanan) digunakan
untuk memipet cairan berukuran lebih dari 200 ul sampai 1000 ul, P200
(tengah) untuk volume cairan antara 21 ul sampai 200 ul, dan P20
(kiri) digunakan untuk volume dibawah 20 ul
|
5
|
|
Mortal and Pestle
|
Mortar adalah
wadahnya dan pestle adalah penumbuknya yang digunakan untuk menumbuk
bahan kimia, biasanya bahan padat
|
6
|
|
Hot plate
|
alat ini biasa digunakan
untuk memanaskan larutan di dalam proses analisa air, lemak dan lain
sebagainya. selain itu juga untuk memanaskan aquadest atau pelarut lainnya
dalam pembuatan larutan.
|
7
|
|
inkubator
|
Alat ini digunakan sebagai
tempat fermentasi dengan suhu dan kelembaban terkendali, serta digunakan
untuk menumbuhkan media pada pengujian secara mikrobiologis. Pada alat ini
biasanya sudah dilengkapi dengan alat pengukur
kelembaban.
|
8
|
|
erlenmeyer
|
Untuk menampung larutan,
bahan atau cairan.
|
9
|
|
cawan petri
|
Sebagai wadah penyimpanan
dan pembuatan kultur media.
|
10
|
|
Bunsen
|
Untuk memanaskan medium, mensterilkan
jarum inokulasi dan alat-alat yang terbuat dari platina dan nikrom
seperti jarum platina dan ose
|
11
|
|
pinset
|
alat ini digunakan untuk
memisahkan suatu campuran
|
12
|
|
Rubber Bulb
|
Untuk menyedot larutan yang
dipasang pada pangkal pipet ukur dan untuk membuang gas
|
13
|
|
pH meter portable
|
PH meter adalah alat untuk
mengukur tingkat keasaman dan kebasa-an air minum
|
14
|
|
Shaker
|
Alat pengocok yang
putarannya dapat di atur sesuai dengan yang kita ingin kan. Kecepatan
putarannya adalah 120rpm(rotation per
menit)
|
15
|
|
Magnetic stirrer
|
magnetic stirrer adalah
perangkat laboratorium yang menggunakan medan magnet berputar untuk
menyebabkan aduk
bar (juga disebut "kutu") direndam
dalam cairan berputar sangat cepat, sehingga teraduk.
|
16
|
|
Lemari asam
|
Lemari asam ini digunakan
untuk tempat mereaksikan berbagai jenis reaksi kimia, terutama dalam
mereaksikan zat-zat yang berbahaya, beracun, maupun dalam mereaksikan zat-zat
yang menghasilkan zat lain yang mengeluarkan gas berbahaya, hingga percikan
api.
|
17
|
|
Gelas ukur
|
Untuk mengukur volume
larutan tidak memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi dalam jumlah
tertentu.
|
4.2
Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan
yang telah kami lakukan melalui praktikum kami dapat mengetahui beberapa alat
dan fungsi serta cara mengoprasikan. Adapun alat-alat praktikum yang telah diketahui adalah cawan petri
berfungsi untuk menyimpan bahan yang akan digunakan, tabung reaksi berfungsi
untuk mereaksikan bahan kimia, gelas obyek/cover berfungsi untuk menyimpan
obyek yang akan di amati, lampu bunsen berfungsi sterlisasi panas kering, pipet
berfungsi mangambil bahan larutan, magnetic stirrer menggunakan medan magnet berputar untuk
menyebabkan aduk bar (juga
disebut "kutu") direndam dalam cairan berputar sangat cepat, sehingga
teraduk. gelas kimia berfungsi menyimpan bahan kimia, gelas ukur berfungsi
mengukur bahan sesuai yang diperlukan, erlenmeyer berfungsi membuat larutan,
sikat tabung berfungsi untun membersikan tabung, centrifuge berfungsi
memisahkan padatan larutan, hot plate berfungsi memanaskan bahan, timbangan
analitik berfungsi menimbang dan mengukur bahan dengan ukuran kecil, autoclave
berfungsi mensetrilisasikan panas basa bertekanan, Laminar Air flow (LAF)
berfungsi sebagai tempat menunturkan obyek, oven berfungsi memanaskan bahan,
desikator berfungsi menetralkan massa bahan, jangka sorong berfungsi mengukur
diameter luar dan dalam. Hot plate adalah suatu
alat yang berfungsi untuk homogen dan juga untuk pemanas. Hot
plate juga merupakan alat untuk mencampur/ meramu dan memasak media kultur.
Hot plate digunakan untuk memasak/ meramu segala macam
bahan nutrisi dengan melibatkan pengaduk dan pemanas. Pengadukan dan pemanas yang dihasilkan oleh alat ini bersumber
pada energi listrik. Besarnya kecepatan pengaduk
dan pemanasan dapat diatur berdasarkan keperluan (Suryowinoto, 1991 ).
V.
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Kesimpulan dari laporan praktikum ini adalah sebagai
berikut:
·
Kita
harus selalu memperhatikan perlengkapan dan alat keselamatan kita saat kita
berada di dalam laboratorium dan melakukan praktikum.
·
Di
dalam laboratorium kita harus selalu mengikuti petunjuk dari asisten sebelum
melakukan kegiatan praktikum.
·
Sebelum
praktikum di mulai kita harus terlebih dahulu mengetahui fungsi dan cara
menggunakan alat yang akan kita gunakan.
·
Peralatan
yang terdapat di laboratorium bioteknologi diantaranya adalah: LAFC (Laminar
Air Flow Cabinet); gelas ukur, mortar dan pestle, oven, sentrifunge, mesin
PCR, cawan petri, makropipet, pipet tetes, jarum ose, bunset burner, timbangan
analitik, incubator, hot plate, sonicator, dll;
5.2.
Saran
Saran saya adalah sebelum melakukan
praktikum, terlebih dahulu asisten harus memperhatikan dan memeriksa alat dan
perlengkapan praktikum dengan teliti sebelum masuk dalam ruangan
praktikum,serta memberikan sedikit penjelasan tentang apa yang akan di lakukan
pada praktikum yang akan di lakukan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous2,2012.http://www.scribd.com/doc/54690425/bioteknologi-pertanian.
Tanggal
akses 7 Maret 2013.
Choudhary,
M.I., 2008. Keselamatan dan Keamanan Laboratorium Kimia.
Yudsitira:Jakarta.
Daisy, Ami. 1994.Nama
fungsi dan cara kerja alat alat laboratorium mikrobiologi.
Penerbit Kanisius: Yogyakarta
Susilowarno, G.R., 2009. Siap Menghadapi
Ujian Nasional 2010. Biologi SMA/MA.
Grasindo:Jakarta
Suryowinoto, 1991. Kultur jaringan. http://mail.uns.ac.id/~subagiya/struktur Diakses pada tanggal
12 Maret 2011.
Yulita, Ningtias.2012. http://blog.ub.ac.id/yulita11/files/2012/12/laporan-aku.doc
Tanggal
akses 7 Maret 2013.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar