Widget-Animasi

Jumat, 05 April 2013

Laporan lengkap pengenalan alat



I. PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang
            Pengenalan alat merupakan langkah pertama sebelum kita melakukan percobaan atau penelitian . Dengan mengenal alat, kita dapat mengetahui fungsi masing-masing bagian dari alat tersebut serta cara pengoprasian atau penggunaan alat-alat yang akan digunakan dalam percobaan atau penelitian yang dilakukan.  Dan dengan kita mengetahui akan fungsi dan cara penggunaan alat-alat yang akan digunakan dapat memperlancar jalannya suatu percobaan atau penelitian. Sehingga dengan berbekal pengetahuan pemahaman akan fungsi dan cara kerja dari alat yang digunakan kita dapat memperoleh hasil suatu percobaan atau penelitian yang maksimal.
Selain pengetahuan pemahaman akan alat, kita juga dituntut untuk terampil dalam alat-alat yang kita gunakan. Hal tersebut harus dibarengi dengan ketelitian dalam melakukan suatu percobaan ataupun penelitian sehingga didapatkan hasil yang maksimal. 
Penggunaan alat-alat laboratorium merupakan suatu cara untuk mengetahui nama dan fungsi alat-alat laboratorium. Dalam menggunakan alat-alat laboratorium, sebaiknya pengguna melakukan sterilisasi alat-alat laboratorium yang akan digunakan. Sterilisasi merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menghilangkan mikroba yang tidak di inginkan.
Dengan pengenalan alat-alat laboratorium. Kita dapat mengetahui berbagai macam alat yang terdapat di Laboratorium. Selain itu kita juga dapat meminimalisir resiko kesalahan kerja pada saat melakukan percobaan mikrobiologi. Alat-alat laboratorium mempunyai cara dan prinsip kerja yang berbeda. Setiap pengguna harus mengikuti hal-hal tersebut agar dalam menggunakan alat-alat laboratorium tidak terjadi kerusakan alat ataupun hal-hal yang berbahaya.
Dalam bidang pertanian, penggunaan teknik budidaya konvensional dalam medium tanah atau pasir seringkali menghadapi kendala teknis, lingkungan maupun waktu. Sebagai contoh, perbanyakan tanaman dengan biji memerlukan waktu yang relatif lama dan seringkali hasilnya tidak seperti tanaman induknya. Kendala lain adalah gangguan alam baik yang abiotik maupun biotik (hama dan penyakit). Kebutuhan akan bibit tanaman dalam jumlah besar, berkualitas, bebas hama dan penyakit serta harus tersedia dalam waktu singkat seringkali tidak dapat dicapai dengan metode konvensional bak secara generatif maupun vegetatif. Istilah kultur jaringan mengacu pada teknik untuk menumbuhkan jasad multiseluler dalam medium padat maupun medium cair menggunakan jaringan yang diambil dari jasad tersebut. Teknik ini sekarang telah berkembang luas sehingga bagian yang tanaman digunakan sebagai bahan awal perbanyakan tidak hanya berupa jaringan melainkan juga dalam bentuk sel. Secara umum kultur jaringan adalah teknik perbanyakan tanaman dengan menggunakan wadah yang tembus pandang dan dalam kondisi yang steril serta dalam kondisi yang aseptik. Kondisi aseptik (bebas mikroorganisme/patogen) merupakan salah satu prasyarat keberhasilan teknik kultur jaringan. Semua alat-alat yang digunakan dalam teknik kultur jaringan harus steril dan aseptik.
Berdasarkan uraian di atas maka haruslah dilakukan praktikum pengenalan alat ini sehingga praktikan dapat mengetahui alat-alat yang akan digunakan dalam laboratorium kultur jaringan dan cara-cara penggunaan alat tersebut.

1.2  Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk dapat mengenali dan mengetahui alat –alat yang dipakai dalam praktikum Kultur Jaringan.
Kegunaan dari praktikum ini adalah agar praktikan dapat mengetahui fungsi-fungsi dari alat di laboratorium kultur jaringan dan tidak salah dalam menggunakan alat-alat tersebut.

II. TINJAUAN PUSTAKA
Bioteknologi adalah cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan makhluk hidup (bakteri, jamur, virus, dan lain-lain) maupun produk dari makhluk hidup (enzim, alkohol) dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa. (AnonymousA,2012). Bioteknologi adalah penerapan suatu prinsip-prinsip biologi, biokimia,dan rekayasa dalam pengolahan bahan dan memanfaatkan agensia jasad hidup dan komponen – komponennya untuk menghasilkan barang dan jasa. (AnonymousB,2012). Bioteknologi adalah cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan makhluk hidup (bakteri, fungi, virus, dan lain-lain) maupun produk dari makhluk hidup (enzim, alkahol) dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa. (Susilowarno, 2009).
Peran  bioteknologi sendiri sangat banyak, dibidang pangan misalnya. Di bidang pangan, dengan menggunakan teknologi rekayasa genetika, kultur jaringan dan DNA rekombinan, dapat dihasilkan tanaman dengan sifat dan produk unggul karena mengandung zat gizi yang lebih jika dibandingkan tanaman biasa, serta juga lebih tahan terhadap hama maupun tekanan lingkungan. Penerapan bioteknologi di masa ini juga dapat dijumpai pada pelestarian lingkungan hidup dari polusi. Sebagai contoh, pada penguraian minyak bumi yang tertumpah ke laut oleh bakteri, dan penguraian zat-zat yang bersifat toksik (racun) di sungai atau laut dengan menggunakan bakteri jenis baru (Susilowarno, 2009).
Perkembangan dan kemajuan yang dicapai dalam bidang biologi molekuler telah melahirkan dan berkembangnya teknologi rekombinan DNA atau yang dikenal dengan sebutan rekayasa genetik . Rekayasa genetik atau rekombinan DNA adalah suatu kumpulan teknik - teknik eksperimental yang memungkinkan peneliti untuk mengisolasi, mengidentifiksi dan melipatgandaan suatu fragmen dari material genetik (DNA) dalam bentuk murninya. Manipulasi – manipulasi tersebut dilakukan secara in vitro, penggunaan kultur jaringan untuk pembiakan klonal didasarkan pada anggapan bahwa jaringan secara genetik tetap stabil jika dipisahkan dari tumbuhan induk dan ditempatkan dalam kultur. Pendapat ini sebahagian besar berlaku jika tumbuhan dibiakkan dengan kuncup ketiak atau tunas liar yang secara langsung dipisahkan dari tanaman. Walaupun demikian, apabila tunas terbentuk dari jaringan kalus, sering terjadi penyimpangan (Choundhary 2008).
Laboratorium disetiap universitas atau lembaga-lembaga biasanya memiliki jumlah ruang yang berbeda-beda ada yang dibagi menjadi 3 ruangan hingga menjadi 5 ruangan. Namun sebenarnya ada pembagian ruangan laboratorium kultur jaringan berdasarkan kegiatan-kegiatannya adalah: Ruangan Persiapan Kultur Jaringan, Ruangan tanam, Ruangan Inkubasi atau Penyimpanan, Ruangan tempat penyimpanan Media,dan Ruangan tempat menimbang Bahan.
Ruangan Persiapan,ruang ini dipergunakan untuk mempersiapkan media kultur dan bahan tanaman yang akan dipergunakan, sebagai tempat mencuci alat-alat laboratorium, dan tempat untuk menyimpan alat-alat gelas. Sesuai dengan fungsinya, maka di-ruangan ini terdiri dari :Hot plate dengan magnetic stirer,Oven,Pengukur pH, dapat berupa pH meter, atau kertas pH indikator,Autoklaf,Kompor gas,Tempat cuci,Labu takar, gelas piala, erlenmeyer, pengaduk gelas, spatula, petridish, pipet, botol kultur, pisau scapel.
Ruang Tanam atau Ruang transfer merupakan ruang di mana pekerjaan aseptik dilakukan. Dalam ruangan ini dilakukan kegiatan isolasi tanaman, sterilisasi dan penanaman eksplan dalam media. Ruangan ini sedapat mungkin bebas dari debu dan hewan kecil, serta terpisah dan tersekat dengan ruangan lain. Penggunaan AC sangat dianjurkan dalam ruangan ini. Ruang transfer dilengkapi peralatan sebagai berikut: Laminar air flow cabinet,Alat-alat diseksi; pisau bedah/scapel, pinset, spatula, dan gunting,Lampu bunsen,Alkohol 70%
Ruangan Inkubasi atau penyimpanan hasil Kultur jaringan, Merupakan ruang yang paling besar dibanding dengan ruangan yang lain. Ruangan ini harus dijaga kebersihannya dan sedapat mungkin dihindari terlalu banyak keluar masuknya orang-orang yang tidak berkepentingan. Ruangan ini berisi rak-rak kultur yang berfungsi untuk menampung botol-botol kultur yang berisi tanaman. Rak ini juga dilengkapi dengan lampu-lampu sebagai sumber cahaya bagi tanaman kultur. Selain rak kultur, ruang kultur juga harus dilengkapi dengan AC, pengukur suhu dan kelembapan, serta timer yang digunakan untuk menghidupkan dan mematikan lampu secara otomatis.
Ruangan Tempat Penyimpanan Media, Ruangan ini berfungsi sebagai ruang untuk menyimpan media tanam yang sudah di autoklaf. Ruang stok sebaiknya dingin dan gelap, serta kebersihannya harus dijaga. Media tanam akan diinkubasi pada ruang ini selama 3 hari sebelum digunakan. Hal ini untuk mengetahui kondisi media tanam apakah steril atau ter-kontaminasi jamur/bakteri. Apabila media terkontaminasi, sebaiknya segera dikeluar-kan dan diautoklaf selama 1 jam pada tekanan 0.14 Mpa.
Ruangan tempat menimbang bahan, ruangan ini berisi stok bahan-bahan kimia, timbangan analitik, magnetik stirer dan lemari es. Semua kegiatan penimbangan bahan kimia dan pembuatan larutan stok dilakukan di ruangan ini. Sedangkan pada laboratorium sederhana, ruang tanam, ruang kultur dan ruang stok media dapat digabung menjadi satu ruangan. Sedangkan ruang preparasi /persiapan dapat digabung dengan ruang bahan kimia. Dari 2 ruangan ini, ruang tanam + kultur harus memakai AC. Untuk daerah yang bersuhu dingin, tanpa memakai AC tidak ada masalah(Yulita, 2012).
Menurut (Daisy,1994), Standar keselamatan kerja di laboratorium bioteknologi yaitu:
1.      Batasi paparan terhadap bahan kimia, jangan sampai bahan kimia laboratorium bersentuhan langsung dengan tubuh, dan menggunakan pelindung diri seperti masker dan sarung tangan
2.      Jangan meremehkan resiko
3.      Bersiaplah terhadap kecelakaan, sebelum memulai eksperimen ketahui tindakan tertentu yang harus diambil jika terjadi pelepasan zat berbahaya secara tidak sengaja.  Ketahui letak semua peralatan keselamatan.
4.      Bersiaplah memberikan tindakan darurat dasar, selalu beritahukan aktivitas anda kepada rekan anda agar mereka dapat menanggapi secara cepat dan tepat.

III. METODOLOGI PERCOBAAN
3.1. Waktu dan Tempat
Praktikum Pengenalan alat dilaksanakan pada pukul 13.00 – 15.00 pada hari Senin, 25 Februari 2013, di laboratorium Bioteknologi, Gedung PKP, Lantai 4, Universitas Hasanuddin, Makassar.
3.2. Alat dan Bahan
Alat-alat yang diperkenalkan pada praktikum pengenalan alat yaitu laminary air flow, oven, autoklaf, hot plate, timbangan analitik, alumunium foil, pipet eppendorf, erlenmeyer, tabung reaksi, cawan, dan gelas ukur.
Bahan yang diperkenalkan pada praktikum pengenalan alat yaitu alkohol 70%, aquades, Chlorom penikol dan bahan kimia lainnya.
3.3. Prosedur Percobaan
Adapun Prosedur Kerja Pada Praktikum ini yaitu :
1. Merpersilahkan praktikan masuk ke dalam area laboratorium dengan terlebih dahulu memakai baju / jas laboratorium.
2. Memberikan sedikit pengarahan dan pengenalan tentang Kegiatan yang akan di lakukan praktikan.
3. Mempersilahkan praktikan Masuk ke dalam ruangan Kultur jaringan.
4. Memperkenalkan alat dan bahan di masing-masing ruangan tempat praktikum.
5. Memperhatikan dan mendengarkan setiap Penjelasan dari asisten, kemudian praktikan mencatatnya.
 
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
no
Gambar Alat
Nama Alat
Fungsi
1.
NeracaAnalitik
Digunakan untuk menimbang zat yang butuh ketelitian tinggi dan dalam skala kecil/mikro (biasanya hingga 4 desimal 0,0001 gram).
2.
spatula
Alat ini digunakan untuk memindahkan bahan-bahan kimia

3.
autoclave
Untuk mensterilkan alat dan bahan.
4
micropipette
P1000 (kanan) digunakan untuk memipet cairan berukuran lebih dari 200 ul sampai 1000 ul, P200 (tengah) untuk volume cairan antara 21 ul sampai 200 ul, dan P20 (kiri) digunakan untuk volume dibawah 20 ul
5
Mortal and Pestle
Mortar  adalah  wadahnya dan pestle adalah penumbuknya yang digunakan untuk menumbuk bahan kimia, biasanya bahan padat
6
Hot plate
alat ini biasa digunakan untuk memanaskan larutan di dalam proses analisa air, lemak dan lain sebagainya. selain itu juga untuk memanaskan aquadest atau pelarut lainnya dalam pembuatan larutan.
7
inkubator
Alat ini digunakan sebagai tempat fermentasi dengan suhu dan kelembaban terkendali, serta digunakan untuk menumbuhkan media pada pengujian secara mikrobiologis. Pada alat ini biasanya sudah dilengkapi dengan alat pengukur
kelembaban.
8
erlenmeyer
Untuk menampung larutan, bahan atau cairan.
9
cawan petri
Sebagai wadah penyimpanan dan pembuatan kultur media.
10
Bunsen
Untuk memanaskan medium, mensterilkan  jarum inokulasi dan alat-alat yang terbuat dari platina dan nikrom seperti jarum platina dan ose
11
pinset
alat ini digunakan untuk memisahkan suatu campuran

12
Rubber Bulb
Untuk menyedot larutan yang dipasang pada pangkal pipet ukur dan untuk membuang gas
13
pH meter portable
PH meter adalah alat untuk mengukur tingkat keasaman dan kebasa-an air minum
14
Shaker
Alat pengocok yang putarannya dapat di atur sesuai dengan yang kita ingin kan. Kecepatan putarannya adalah 120rpm(rotation  per menit)
15
Magnetic stirrer
magnetic stirrer adalah perangkat laboratorium yang menggunakan medan magnet berputar untuk menyebabkan aduk bar (juga disebut "kutu") direndam dalam cairan berputar sangat cepat, sehingga teraduk.
16
Lemari asam
Lemari asam ini digunakan untuk tempat mereaksikan berbagai jenis reaksi kimia, terutama dalam mereaksikan zat-zat yang berbahaya, beracun, maupun dalam mereaksikan zat-zat yang menghasilkan zat lain yang mengeluarkan gas berbahaya, hingga percikan api.
17
Gelas ukur
Untuk mengukur volume larutan tidak memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi dalam jumlah tertentu.

4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah kami lakukan melalui praktikum kami dapat mengetahui beberapa alat dan fungsi serta cara mengoprasikan. Adapun alat-alat praktikum  yang telah diketahui adalah cawan petri berfungsi untuk menyimpan bahan yang akan digunakan, tabung reaksi berfungsi untuk mereaksikan bahan kimia, gelas obyek/cover berfungsi untuk menyimpan obyek yang akan di amati, lampu bunsen berfungsi sterlisasi panas kering, pipet berfungsi mangambil bahan larutan, magnetic stirrer  menggunakan medan magnet berputar untuk menyebabkan aduk bar (juga disebut "kutu") direndam dalam cairan berputar sangat cepat, sehingga teraduk. gelas kimia berfungsi menyimpan bahan kimia, gelas ukur berfungsi mengukur bahan sesuai yang diperlukan, erlenmeyer berfungsi membuat larutan, sikat tabung berfungsi untun membersikan tabung, centrifuge berfungsi memisahkan padatan larutan, hot plate berfungsi memanaskan bahan, timbangan analitik berfungsi menimbang dan mengukur bahan dengan ukuran kecil, autoclave berfungsi mensetrilisasikan panas basa bertekanan, Laminar Air flow (LAF) berfungsi sebagai tempat menunturkan obyek, oven berfungsi memanaskan bahan, desikator berfungsi menetralkan massa bahan, jangka sorong berfungsi mengukur diameter luar dan dalam. Hot plate adalah suatu alat yang berfungsi untuk homogen dan juga untuk pemanas. Hot plate juga merupakan alat untuk mencampur/ meramu dan memasak media kultur. Hot plate digunakan untuk memasak/ meramu segala macam bahan nutrisi dengan melibatkan pengaduk dan pemanas. Pengadukan dan pemanas yang dihasilkan oleh alat ini bersumber pada energi listrik. Besarnya kecepatan pengaduk dan pemanasan dapat diatur berdasarkan keperluan (Suryowinoto, 1991 ).
 
V. PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Kesimpulan dari laporan praktikum ini adalah sebagai berikut:
·           Kita harus selalu memperhatikan perlengkapan dan alat keselamatan kita saat kita berada di dalam laboratorium dan melakukan praktikum. 
·           Di dalam laboratorium kita harus selalu mengikuti petunjuk dari asisten sebelum melakukan kegiatan praktikum.
·           Sebelum praktikum di mulai kita harus terlebih dahulu mengetahui fungsi dan cara menggunakan alat yang akan kita gunakan.
·         Peralatan yang terdapat di laboratorium bioteknologi diantaranya adalah: LAFC (Laminar Air Flow Cabinet); gelas ukur, mortar dan pestle, oven, sentrifunge, mesin PCR, cawan petri, makropipet, pipet tetes, jarum ose, bunset burner, timbangan analitik, incubator, hot plate, sonicator, dll;
5.2. Saran
Saran saya adalah sebelum melakukan praktikum, terlebih dahulu asisten harus memperhatikan dan memeriksa alat dan perlengkapan praktikum dengan teliti sebelum masuk dalam ruangan praktikum,serta memberikan sedikit penjelasan tentang apa yang akan di lakukan pada praktikum yang akan di lakukan.

DAFTAR PUSTAKA
Anonymous2,2012.http://www.scribd.com/doc/54690425/bioteknologi-pertanian.
            Tanggal akses 7 Maret 2013.

Choudhary, M.I., 2008. Keselamatan dan Keamanan Laboratorium Kimia. Yudsitira:Jakarta.

Daisy, Ami. 1994.Nama fungsi dan cara kerja alat alat laboratorium mikrobiologi.
Penerbit Kanisius: Yogyakarta

Susilowarno, G.R., 2009. Siap Menghadapi Ujian Nasional 2010. Biologi SMA/MA.
            Grasindo:Jakarta
Suryowinoto, 1991. Kultur jaringan. http://mail.uns.ac.id/~subagiya/struktur Diakses pada tanggal 12 Maret 2011.

Tanggal akses 7 Maret 2013.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar