I. PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Kita membutuhkan
tanah sebagai sumber kehidupan dan sebagai media tumbuhnya tanaman. Sebagai
media tumbuhnya media tanaman tanah harus dapat menyediakan unsur-unsur yang
dibutuhkan tanaman untuk tumbuh.
Salah satu faktor yang harus ada adalah
bahan organik tanah.
Bahan organik merupakan bahan-bahan yang dapat diperbaharui, didaur ulang, dirombak oleh bakteri-bakteri tanah menjadi unsur yang dapat digunakan oleh tanaman tanpa mencemari tanah dan air. Bahan organik tanah merupakan penimbunan dari sisa-sisa tanaman dan binatang yang sebagian telah mengalami pelapukan dan pembentukan kembali. Bahan organik demikian berada dalam pelapukan aktif dan menjadi mangsa serangan jasad mikro. Sebagai akibatnya bahan tersebut berubah terus dan tidak mantap sehingga harus selalu diperbaharui melalui penambahan sisa-sisa tanaman atau binatang.
Bahan organik merupakan bahan-bahan yang dapat diperbaharui, didaur ulang, dirombak oleh bakteri-bakteri tanah menjadi unsur yang dapat digunakan oleh tanaman tanpa mencemari tanah dan air. Bahan organik tanah merupakan penimbunan dari sisa-sisa tanaman dan binatang yang sebagian telah mengalami pelapukan dan pembentukan kembali. Bahan organik demikian berada dalam pelapukan aktif dan menjadi mangsa serangan jasad mikro. Sebagai akibatnya bahan tersebut berubah terus dan tidak mantap sehingga harus selalu diperbaharui melalui penambahan sisa-sisa tanaman atau binatang.
Proses
penting yang berkaitan dengan pembentukan tanah adalah penimbunan bahan organik
yang cenderung mencapai suatu tingkat keseimbangan dalam tanah. Tingkat
penimbunan bahan organik dalam tanah tergantung pada sifat lingkungan
pembentukan tanah yang mencakup dua proses, yaitu penambahan residu atau
sisa-sisa tanaman dan binatang, dan perombakan bahan tersebut oleh jasad mikro
tanah. Pada proses perombakan bahan sisa tumbuhan dihancurkan menjadi bentuk
melarut atau menguap yang dapat hilang dari tanah.
Bahan organik berperan penting untuk
menciptakan kesuburan tanah. Peranan bahan organik bagi tanah adalah dalam
kaitannya dengan perubahan sifat-sifat tanah, yaitu sifat fisik, biologis, dan
sifat kimia tanah. Bahan organik merupakan pembentuk granulasi dalam tanah dan
sangat penting dalam pembentukan agregat tanah yang stabil. Berdasarkan uraian tersebut, maka
dilakukan praktikum mengenai bahan organik untuk mengetahui kandungan bahan
organik suatu jenis tanah pada setiap lapisan.
1.2. Tujuan
dan Kegunaan
Tujuan praktikum
bahan organik tanah adalah untuk mengetahui kandungan bahan organik tanah pada
lapisan I serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Kegunaannya
adalah sebagai bahan informasi untuk mengetahui kandungan bahan organik dari
suatu tanah sehingga kita dapat mengetahui layak atau tidaknya tanah tersebut
dijadikan areal atau lahan pertanian.
II.TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Bahan Organik
Bahan
organik adalah bagian dari tanah yang merupakan suatu sistem kompleks dan
dinamis, yang bersumber dari sisa tanaman dan atau binatang yang terdapat di
dalam tanah yang terus menerus mengalami perubahan bentuk, karena dipengaruhi
oleh faktor biologi, fisika, dan kimia. Bahan organik tanah adalah semua jenis
senyawa organik yang terdapat di dalam tanah, termasuk serasah, fraksi bahan
organik ringan, biomassa mikroorganisme, bahan organik terlarut di dalam air,
dan bahan organik yang stabil atau humus. Bahan organik
merupakan bahan penting dalam menciptakan kesuburan tanah, baik secara fisik,
kimia, maupun secara biologi. Bahan organik tanah merupakan campuran antara
polisakarida lignin, protein, dan bahan organik lainnya yang berasal dari
batuan dan mineral.
Di dalam tanah,
bahan organik selalu mengalami perombakan sebagai aktivitas dari mikroba
tanah. Proses ini dapat menghasilkan
unsur-unsur yang dibutuhkan tanaman serta senyawa lainnya yang semuanya itu
dapat mempengaruhi pertumbuhan
tanaman. Adapun metode penetapan bahan
organik tanah ada tiga cara, yaitu metode langsung (berdasarkan hilangnya
berat), metode tidak langsung, dan metode yang didasarkan pada proses reduksi
oleh bahan organik.
Adapun sumber-sumber bahan organik terdiri atas sumber primer dan sumber
sekunder. Sumber primer diperoleh dari jaringan tanaman berupa akar, batang,
ranting, daun, bunga, dan buah.
Jaringan ini akan mengalami dekomposisi
dan akan terangkut ke lapisan bawah serta diinkorporasi dengan tanah.Sumber
sekunder
diperoleh dari binatang. Dalam kegiatannya, binatang terlebih dahulu
harus menggunakan bahan organik tanaman, setelah itu barulah binatang
menyumbang bahan organiknya. Kedua sumber bahan organik tersebut memiliki pengaruh
yang berbeda terhadap tanah. Hal ini
dikarenakan perbedaan komposisi atau susunan dari bahan organik tersebut. Jaringan binatang berbeda dengan jaringan
tumbuhan, oleh sebab itu pada jaringan binatang umumnya lebih cepat hancur
dibandingkan dengan jaringan tumbuhan.
Beberapa senyawa organik lebih tahan
lapuk seperti lignin lemak dan beberapa senyawa yang mengandung N melalui
proses biokimia menghasilkan suatu kelompok senyawa yang agak stabil, koloid
amorf, dan berwarna gelap yang dikenal dengan humus. Humus adalah senyawa kompleks yang agak
resisten pelapukan, berwarna coklat, amorfus, bersifat koloid, dan berasal dari
jaringan tumbuhan, dan jaringan tumbuhan yang telah didekomposisikan oleh jasad
mikro.
Senyawa organik yang mudah lapuk antara lain gula,
pati, protein, hemiselulosa. Adapun
hasil dari perubahan bahan organik meliputi energi, air, C, N, S, P, K, Ca, Mg,
dan lain-lain. Kadar bahan organik dalam
tanah dipengaruhi oleh kedalaman, iklim, drainase, dan pengolahan dari bahan
tersebut.Mengingat peranannya, bahan organik tanah perlu dipertahankan melalui
suatu pengelolaan yang baik.
2.2. Ciri-Ciri dan Jenis-Jenis Tanah
yang Mengandung Bahan Organik
Perombakan bahan organik akan sangat berpegaruh
terhadap sifat kimia dan fisik, serta terhadap biota tanah. Sifat kimia tanah berfungsi untuk
meningkatkan nilai tukar kation menjadi sumber dari unsur N, P, dan S yang
tahan terhadap pencucian. Sifat fisika memberikan warna coklat kehitaman pada
tanah, meningkatkan kemampuan menahan air, merubah warna menjadi gelap,
merangsang dan menetapkan agregat, mempertinggi daya pengikatan air dalam tanah
dan granulasi pada tanah serta mengurangi aliran permukaan tanah. Histosol (gambut)
merupakan tanah yang
mengandung bahan organik tinggi dan tidak mengalami permafrost. Kebanyakan
selalu dalam keadaan tergenang sepanjang tahun, atau telah didrainase oleh
manusia. Histosol biasa disebut sebagai gambut. Terbentuk dari sisa-sisa
tumbuhan, sampah hutan, atau lumut yang cepat membusuk yang terdekomposisi dan
terendapkan dalam air. Penggunaan Histosol paling ekstensif adalah sebagai
lahan pertanian, terutama untuk tanaman sayur-sayuran seperti buncis, kacang
panjang, bayam, dan lain-lain. Histosol menyusun sekitar 1% dari daratan dunia.
2.3. Proses Terbentuknya Bahan
Organik
Bahan organik
tanah merupakan penimbunan dari sisa-sisa tanaman dan binatang yang sebagian
telah mengalami pelapukan dan pembentukan kembali. Bahan organik demikian
berada dalam pelapukan aktif dan menjadi mangsa serangan jasad mikro. Sebagai
akibatnya bahan tersebut berubah terus dan tidak mantap sehingga harus selalu
diperbaharui melalui penambahan sisa-sisa tanaman atau binatang.
Proses dekomposisi Bahan Organik memiliki urutan sebagai berikut:
1.
Fase perombakan bahan organik segar. Proses ini akan merubah
ukuran bahan menjadi lebih kecil.
2.
Fase perombakan lanjutan, yang melibatkan kegiatan enzim
mikroorganisme tanah. Fase ini dibagi lagi menjadi beberapa tahapan. Pada
tahapan awal dicirikan oleh kehilangan secara cepat bahan-bahan yang mudah
terdekomposisi sebagai akibat pembafaatan BO sebagai sumber karbon dan energi
oleh mikro organisme tanah, terutama bakteri. Dihasilkan sejumlah senyawa
sampingan seperti: NH3, H2S, CO2, asam organik dll. Selanjutnya, pada tahapan
tengah, terbentuk senyawa organik tengahan/antara (intermediate products) dan
biomasa baru sel organisme).Lalu tahapan akhir dicirikan oleh terjadinya
dekomposisi secara berangsur bagian jaringan tanaman/hewan yang lebih resisten
(mis: lignin). Peran fungi dan Actinomycetes pada tahapan ini sangat dominan
3.
Fase perombakan dan sintesis ulang senyawa-senyawa organik
(humifikasi) yang akan membentuk humus.
III.METODOLOGI PERCOBAAN
3.1. Tempat dan
Waktu Pengamatan
Praktikum
Bahan Organik dilaksanakan di Laboratorium Fisika Tanah, Jurusan Ilmu Tanah,
Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar pada hari Rabu, 5 Desember
2012, pukul
15.00 – 17.00
WITA.
3.2. Alat dan Bahan
Alat-alat yang
digunakan dalam
praktikum bahan organik
adalah :
Bahan yang
digunakan dalam
praktikum bahan organik
adalah
timbangan, labu erlenmeyer, pipet, buret, dan gelas ukur.
Bahan yang digunakan dalam praktikum bahan organik adalah larutan H2SO4,
larutan K2Cr2O7, larutan titran Fe,
sampel tanah, aquades, dan indikator diphenilalamin 1%.
3.3. Prosedur
Kerja
1. Timbangkan
contoh tanah dengan neraca analitis sebanyak 1 gram.
2. Masukkan ke
dalam labu erlenmeyer 250ml.
3. Tambahkan
dengan teliti 5 ml larutan K2Cr2O7 1 N( pipet)
dan reaksikan dengan 5 ml H2SO4 dan biarkan reaksi dapat
dilakukan pemanasan suspensi pada suhu 40°C selama 5 menit.
4. Tambahkan
aquadest kira-kira 50ml dan 10 ml H3PO4.
5. Tetesi 1 ml
indikator diphenylamin dan titrasi dengan ammonium ferro sulfat 0,25 N.
6. Titik akhir
titrasi adalah pada saat terjadi perubahan warna biru kehitaman menjadi hijau.
7. Catat volume
titran Fe++ yang digunakan, begitu pula normalitas.
IV. HASIL DAN
PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh di lapangan
dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 10 : Hasil Perhitungan Persentase C
dan Persentase Bahan Organik
Lapisan
|
% Bahan Organik
|
I
|
0,41 %
|
Sumber : Data Primer Setelah Diolah,
2012
4.2. Pembahasan
Pada
lapisan I persentase bahan organik yaitu sebesar 0,41 %. Kandungan bahan organik tertinggi
terdapat pada lapisan I (lapisan permukaan), hal ini terjadi karena akumulasi
bahan-bahan organik sisa penumpukan dan pelapukan organisme baik tumbuhan
maupun hewan,serta terjadi proses dekomposisi yang begitu cepat dan juga pada
lapisan I terdapat humus, dimana humus itu merupakan polimer dari bahan organik
lapisan permukaan. Tanah yang mengandung bahan organik adalah tanah
lapisan atas atau top soil karena semakin ke bawah suatu lapisan tanah maka
kandungan bahan organiknya semakin berkurang sehingga tanah menjadi keras.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi bahan organik dalam tanah adalah kedalaman, iklim, tekstur,
dan adanya drainase yang buruk.Kedalaman suatu lapisan itu mempengaruhi bahan
organik dalam tanah karena makin dalam suatu lapisan makin berkurang bahan
organik dalam tanah.
Faktor
iklim juga mempengaruhi karena makin dingin suatu daerah makin tinggi kadar
bahan organiknya. Tekstur tanah juga berperan karena makin banyak unsur
haranya. Adanya drainase yang buruk juga menyebabkan kadar bahan organik dalam
tanah tinggi.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil perobaan yang
telah dilakukan, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Persentase
Bahan Organik lapisan I yaitu 0,41%.
2. Faktor-faktor
yang mempengaruhi Bahan Organik yaitu sifat dan jumlah bahan organik yang
dikembalikan, kelembaban tanah, temperatur tanah, tingkat aerasi tanah,
topografi dan sifat penyedia hara.
5.2. Saran
Tanah
yang mengandung bahan organik rendah dalam tanah dalam pengelolaannya sebaiknya
dilakukan dengan pemberian pupuk sehingga vegetasi yang akan dibudidayakan
dapat tumbuh dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin,Z.2011.Bahan
Organik. http://cms.1m-bio.com/bahan-organik/.diakses
pada tanggal 7/12/2012 pukul 09.00
WITA
Setyawan,A.2012.Karbon dan Bahan Organik. http://andryunib.blogspot.com/
2012/12/laporan-praktikum-dasar-dasar-ilmu.html#_.diakses pada tanggal
7/12/2012 pukul 09.30 WITA
Suryani,A.1996.Bahan Organik Tanah. http://www.damandiri.or.id/file/
anisuryaniipbbab2.pdf. diakses pada tanggal 7/12/2012
pukul 10.00 wita
Tim Asisten, 2012. Penuntun Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah.
Jurusan Ilmu Tanah. Fakultas Pertanian.Universitas Hasanuddin : Makassar.
Tubaran,H.2012. Konsep Utama Ordo Tanah. http://wahyuaskari.wordpress.com/
akademik/konsep-utama-ordo-tanah/ diakses pada tanggal 12/12/2012
pukul 18.00 WITA.